Lompat ke konten
Kepribadian self-love dan narsistik.
Beranda » Blog » Kenali Kepribadian Self-love VS Narsistik

Kenali Kepribadian Self-love VS Narsistik

Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript

Pernahkah Anda melihat atau menemui orang-orang yang inginnya selalu dipuji dan ingin terlihat baik?  Pernahkah Anda melihat seseorang yang benar-benar tulus dalam membantu seseorang? Apapun jenis seseorang  yang Anda temui sebagaimana ciri di atas, masing-masing orang tersebut memiliki kepribadian self-love dan juga narsistik.

Kedua jenis kepribadian ini hampir sama sehingga sulit untuk dibedakan. Berkepribadian self-love bermanfaat  baik untuk kesehatan terutama kesehatan mental. Kepribadian ini akan berdampak buruk bagi diri sendiri jika  dilakukan secara berlebihan. Biasa dikenal dengan istilah narsistik.

Contents

Mengenal Apa Itu Self-love dan Narsistik

Secara umum kedua kepribadian ini memiliki arti mencintai diri sendiri. Self-love mencintai diri sendiri dengan  menerima segala kelebihan dan kekurangan diri sehingga menimbulkan ketenangan jiwa. Dilansir dari laman  herminahospital.com, self-love atau mencintai diri sendiri adalah perasaan yang melibatkan aspek menyadari dan  menghargai diri sendiri, percaya diri dan juga peduli terhadap diri sendiri. Perasaan ini akan membuat seseorang menerima dan memperlakukan dirinya sendiri dengan lebih baik sehingga dapat berpikir positif.

Berbeda dengan self-love, adapun narsistik adalah bentuk self-love yang terlalu tinggi yang menjurus pada  gangguan kepribadian narsistik atau lebih dikenal dengan istilah Narcissistic Personality Disorder (NPD). Seseorang yang memiliki kepribadian narsistik ini cenderung menganggap dirinya bisa melakukan segala hal  secara sendiri tanpa memerlukan ulur tangan orang lain, berfokus pada dirinya sendiri dan juga menganggap  dirinya lebih istimewa dari pada orang lain.

Biasanya orang dengan kepribadian ini, haus akan pujian, merasa superior, suka memanfaatkan orang lain dan  juga kurang memiliki rasa empati. Mereka akan terbuka jika mereka benar-benar membutuhkan bantuan orang  tersebut atau menginginkan sesuatu.

Penyebab seseorang yang memiliki kepribadian narsistik bisa jadi berasal dari pola asuh yang diterapkan oleh  orang tua atau pun mengalami trauma di masa lalu. Orang yang mengidap NPD ini sebaiknya perlu penanganan  lebih lanjut agar tidak merugikan orang lain juga dirinya sendiri.

Perbedaan Self-love dan Narsistik

Meski jenis kepribadian ini dikatakan hampir mirip namun, ada perbedaan yang cukup signifikan di antara  keduanya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara self-love dan narsistik dilihat dari berbagai sudut pandang.

1. Dilihat dari Ruang Lingkup Pertemanan

Seseorang yang memiliki kepribadian narsistik biasanya akan menarik orang-orang yang memiliki karakteristik  serupa dengan dirinya. Kepribadian ini membawa energi negatif yang dapat membawa seseorang ke dalam  lingkungan yang saling menjatuhkan, bersaing dan juga sering memanfaatkan. Adapun untuk self-love membawa  energi positif yang mampu membawa pemilik  kepribadian ini ke dalam lingkungan pertemanan yang saling  mendukung satu sama lain, saling membantu dan membawa pengaruh positif bagi sesama.

2. Dilihat dari Kepuasan Diri

Kepribadian self-love akan merasa puas dengan dirinya sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan diri serta  mampu berbuat yang terbaik versi dirinya. Mampu mencintai dan mempercayai dirinya sendiri, tahu bahwa  dirinya itu sangat berharga sehingga menimbulkan rasa kedamaian dalam jiwa. Berbeda dengan self-love,  kepribadian narsistik ingin merasakan kepuasan diri, namun tidak bisa melakukannya karena tidak memiliki  motivasi atau keinginan yang kuat dalam diri. Kecenderungan untuk merasakan kepuasan inilah yang justru membuat mereka tidak akan merasakan kepuasan.

3. Dilihat dari Faktor Pemicu

Dari sudut pandang faktor pemicunya juga berbeda. Narsistik dipicu oleh faktor dari luar yang menginginkan  sebuah pujian, penghargaan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk self-love faktor internal atau dalam diri sendiri  lah yang menjadikannya sebuah kekuatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu menyayangi diri  sendiri tanpa butuh pengakuan dari luar.

4. Dilihat dari Validasi

Masih berkaitan dengan faktor eksternal dan internal, orang narsistik membutuhkan pengakuan, pujian, validasi  atau pun perhatian dari orang lain saat melakukan sesuatu. Self-love tidak menginginkan itu semua. Kedamaian  dan kepuasan ia dapat dari melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri.

5. Dilihat dari Tujuannya

Begitu pula dilihat dari tujuannya. Self-love ingin menjadi yang terbaik bagi dirinya dan lingkungan sekitar serta  memiliki niat yang tulus. Sedangkan narsistik hanya ingin kelihatan baik dan juga hanya menginginkan sebuah  pujian.

Kesimpulan

Itulah beberapa poin yang membedakan kepribadian self-love dan narsistik. Memiliki kepribadian self-love akan  bermanfaat baik bagi kesehatan, terutama kesehatan mental. Meski self-love termasuk kepribadian yang baik,  jangan sampai melakukannya secara over karena akan berujung pada kepribadian narsistik.