Lompat ke konten
trust-issue-dalam-parenting
Beranda » Blog » Kenali Trust Issue dalam Parenting

Kenali Trust Issue dalam Parenting

Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript

Sebuah hubungan bisa dikatakan sehat jika ada rasa saling percaya satu sama lain. Trust issue yang merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk percaya dengan orang lain, tidak hanya terjadi dalam  sebuah hubungan dengan pasangan, teman, namun juga bisa terjadi dalam mengasuh anak.  Trust issue dalam  parenting ini, dampaknya sama besar dengan trust issue yang terjadi dalam sebuah hubungan. Jika tidak diatasi  dengan segera dapat menimbulkan kerenggangan antara orang tua dan anak. Selain itu juga dapat membentuk  karakter anak yang sulit percaya dengan orang lain dan kurang percaya diri.

Contents

Apa itu Trust Issue dalam Parenting dan Penyebabnya?

Trust issue tidak lepas dari persoalan ketidakpercayaan pada seseorang, yang mana bisa saja terjadi dalam  parenting. Orang tua tanpa sadar menerapkan pola asuh yang menggiring ke arah terjadinya trust issue. Berbicara  mengenai trust issue dalam parenting itu sendiri adalah sebuah kondisi yang dialami anak, di mana anak  mengalami kesulitan untuk percaya kepada orang lain bahkan dengan orang tua mereka sendiri.

Biasanya trust  issue ini tidak datang langsung secara tiba-tiba namun, perlahan tanpa disadari saat mengasuh anak. Fase ini  dimulai saat mereka masih kecil dan bisa terbawa hingga dewasa. Ada beberapa kesalahan orang tua dalam mengasuh yang bisa menyebabkan anak mengalami trust issue.

1. Selalu Berkomentar Negatif

Penyebab pertama yang bisa membuat anak mengalami trust issue adalah tanggapan orang tua yang selalu  berkomentar negatif saat mereka bercerita. Tentunya, ini akan membuat perasaan anak menjadi kerdil. Maka  jangan salahkan jika nantinya saat mereka dewasa timbul rasa ketidakpercayaan pada orang tua.

2. Ikut Campur

Selalu ikut mencampuri ruang pribadi anak juga dapat menimbulkan trust issue. Bagaimana pun juga anak  memerlukan ruang pribadi untuk menjaga privasinya dan untuk mengekspresikan diri.

3. Melakukan White Lies

Melakukan white lies atau berbohong pada anak untuk kebaikan. Mungkin maksud orang tua melakukan hal ini  baik, namun sekali lagi jika sering dilakukan dan selalu menyembunyikan segala sesuatu pada anak akan  berdampak buruk pada hubungan orang tua dan anak, seperti trust issue. Begitu juga kebohongan-kebohongan  kecil yang orang tua lakukan yang tanpa sadar juga akan menggiring anak mengalami trust issue.

4. Tidak Menepati Janji

Hal yang sering dilakukan orang tua yaitu membuat janji untuk membujuk anak, merayu agar tidak tantrum atau  lainnya, tapi orang tua tidak menepatinya. Hati-hati dengan sikap seperti ini karena akan menjadi boomerang bagi  orang tua. Anak akan merasakan kekecewaan jika orang tua tidak menepati dan menimbulkan rasa ketidakpercayaan.

5. Marah Kepada Anak di Depan Orang

Langsung menegur atau memarahi anak di depan banyak orang juga bisa menjadi pemicu trust issue anak ke  orang tua. Anak akan merasa malu yang dapat menyebabkan mereka takut dan enggan untuk terbuka dengan  orang tua.

6. Tidak Menghargai Anak

Meski terjadi perbedaan pendapat antara anak dan orang tua, cobalah untuk menghargai pendapat anak. Orang  tua bisa memberi beberapa sudut pandang atas keputusan yang diambil mereka. Dengan menghargainya, anak  akan belajar bertanggung jawab dengan pilihannya. Dan jika mereka salah atau gagal, maka akan belajar dari  kesalahan.

7. Melibatkan Anak dalam Perdebatan

Selanjutnya melibatkan anak dalam perdebatan juga kurang baik. Terlalu over sharing masalah orang tua ke anak  tidak baik buat kesehatan mental anak dan dapat menimbulkan ketidakpercayaan anak ke orang tua atas situasi  dan kondisi yang terjadi. Semisal anak yang mengalami broken home, di mana orang tua saling menjelek-jelekan  satu sama lain di depan anak.

Bagaimana Cara Agar Anak Terhindar dari Trust Issue?

Ketika anak sudah mengalami trust issue maka tidak mudah untuk mengatasinya. Butuh waktu yang cukup lama  bagi anak untuk menumbuhkan rasa percayanya. Bahkan jalan terapi pun bisa diambil untuk memulihkan kondisi  mental anak yang mengalami trust issue. Maka lebih baik mencegah terjadinya trust issue dari pada harus  mengatasinya. Berikut tips atau cara yang bisa digunakan agar terhindar dari trust issue.

1. Bangun Komunikasi Terbuka

Bangunlah komunikasi yang terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman untuk bercerita tentang  perasaannya, kegalauannya dan pengalaman mereka. Dengarkan dan pahami perasaannya agar mereka tidak  memendam emosi.

2. Konsisten dan Jujur

Jadilah teladan dalam bersikap konsisten dan jujur agar anak tidak merasa bingung dengan sikap dan keputusan  yang diambil orang tuanya.

3. Terapkan Batasan Wajar bagi Anak

Berilah mereka kebebasan bertindak tapi sesuai dengan batasan yang Anda terapkan. Berikan penjelasan kenapa  batasan itu dibuat dan untuk apa.

4. Berilah Tanggung Jawab

Berikan tanggung jawab pada anak yang sesuai dengan tingkat usianya. Ini akan sangat membantu memulihkan  kepercayaan anak pada orang lain atau pada diri mereka sendiri.

5. Beri Kepercayaan Anak untuk Mengambil Keputusan

Cobalah untuk mengajak anak mengambil keputusan untuk kehidupannya sendiri. Orang tua bisa membimbing,  mengarahkan dan mendukung saat mereka menghadapi kesulitan.

6. Beri Apresiasi dan pujian

Jangan lupa memberikan pujian dan apresiasi terhadap kegiatan anak yang positif. Berikan pujian dan apresiasi  secara wajar dan tidak berlebihan.

Penutup

Dampak terjadinya trust issue dalam parenting ini sangatlah besar karena bisa menimbulkan rasa  ketidakpercayaan diantara anggota keluarga. Menghindari terjadinya trust issue jauh lebih baik dari pada harus  mengobati. Kunci terbaik untuk mengatasi dan menghindarinya adalah dengan membangun komunikasi yang  efektif antara orang tua dan anak.