Lompat ke konten
tips menghadapi anak yang kritis
Beranda » Blog » Tips Menghadapi Anak yang Kritis

Tips Menghadapi Anak yang Kritis

AniAz Hady
Penulis Indscript

Memiliki anak yang cerdas adalah anugerah yang tidak ternilai. Selain cenderung mudah mengerti yang dijelaskan  orang tua, anak yang cerdas juga cepat memahami situasi yang terjadi di sekitarnya. Terlebih lagi secara  kemampuan akademik, mereka relatif tidak tertinggal dibandingkan teman seusianya. Namun terkadang, tidaklah  mudah menghadapi anak-anak yang cerdas ini. Orang tua perlu memberikan perhatian, tenaga, dan pemikiran  ekstra untuk mereka.

Contents

Ciri-ciri Anak Cerdas

Ada beberapa tanda atau ciri khusus yang melekat pada anak yang cerdas. Hal itu, bisa dilihat dan diperhatikan dari  kebiasaan sehari-hari mereka. Berikut adalah beberapa tanda anak yang cerdas:

● Rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga memiliki banyak pertanyaan.
● Berpikir kritis dan selalu ingin mendapatkan jawabannya secara detail.
● Mudah menyerap informasi baru.
● Kemampuan berbicara yang baik.
● Kreativitas dan imajinasi yang tinggi.
● Kemampuan sosial yang baik.
● Kemandirian dan keteraturan hidup yang tidak biasa.

Tanda-tanda ini hanyalah yang teramati secara umum, tetapi tidak setiap anak menunjukkan kecerdasan yang sama  persis. Masing-masing anak berkembang dengan cara yang unik dan bisa jadi spesifik, maka sulit untuk disama- ratakan. Perkembangan kognitif dan kecerdasan anak bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu pengaruh  lingkungan tempat dia tinggal, maupun berbagai pengalaman yang didapatkan.

Salah satu ciri anak cerdas yang menonjol adalah berpikir kritis. Ini terkadang membuat anak dianggap terlalu  berlebihan atau bahkan tidak sopan. Hal itu perlu dijadikan perhatian orang tua, agar potensi berpikir kritis dan  mendalam mereka tidak padam.

Bagaimana Menghadapi Anak yang Kritis?

Anak yang cerdas cenderung berpikir kritis akan sesuatu hal. Mereka bisa sangat memikirkan sesuatu secara  kompleks, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan yang menurut mereka harus segera ada jawabannya. Hal ini  yang terkadang membuat orang tua kewalahan menghadapi mereka.

Menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi anak-anak yang kritis ini. Namun di sisi lain, itu juga menjadi  kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka berpikir lebih lanjut. Jadi, sebagai orang tua harus  memahami betul bagaimana menghadapi anak yang kritis, agar perkembangan kecerdasan mereka semakin terasah.  Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

1. Mendengarkan dengan Sabar

Anak yang kritis sering memiliki banyak pertanyaan, ketidakcocokan, atau keberatan. Penting sekali untuk  mendengarkan mereka dengan sabar dan tenang. Orang tua tidak perlu langsung membantah atau meremehkan  pendapat mereka. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan lebih terbuka dalam berdiskusi.

2. Memberikan Penjelasan yang Jelas dan Logis

Anak yang kritis biasanya ingin memahami alasan atas segala sesuatu. Orang tua bisa memberikan penjelasan yang  masuk akal dan berbasis logika yang mudah diterima akal  anak. Bukan hanya sekadar berpatokan pada jawaban  yang sederhana. Ini akan membantu mereka belajar berpikir lebih mendalam.

3. Menghargai Pendapat

Bagaimanapun pendapat anak, orang tua harus mencoba memahaminya. Meskipun pendapat mereka terkadang  bisa terdengar sulit, tidak masuk akal, atau bertentangan dengan pandangan orang dewasa, penting untuk  menghargai pendapat anak. Tanggapi dengan sikap terbuka, dan beri penguatan sambil mengarahkan ke arah yang  positif.

4. Mengajak Berdiskusi dengan Terbuka

Alih-alih hanya memberi perintah atau instruksi, perlu dicoba untuk berdiskusi dengan mereka. Ajak anak untuk  berpikir lebih jauh tentang alasan atau pandangan mereka. Berikan ruang bagi mereka, untuk mengemukakan ide- ide yang terkadang tidak terpikirkan oleh orang dewasa sekalipun.

5. Mengajarkan untuk Menghargai Perspektif Lain

Anak yang kritis bisa jadi sangat mengedepankan pendapatnya sendiri. Mereka mungkin saja fokus pada  pandangannya, tanpa memperdulikan adanya pendapat lain. Orang tua bisa mengajarkan pentingnya melihat  berbagai perspektif, dengan memberikan contoh atau mengajak mereka berdiskusi tentang berbagai sudut pandang  yang ada.

6. Memberikan Pilihan, Bukan Perintah

Anak yang kritis bisa jadi merasa terbatas dan cenderung memberontak, jika selalu diperintah tanpa ruang untuk  berpendapat. Memberi pilihan, memungkinkan mereka merasa ada kontrol atas keputusan yang diambil. Dengan  begitu, mereka akan lebih bertanggung jawab atas pilihannya. Hal itu juga, sekaligus dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam pengambilan keputusan.

7. Mengendalikan Emosi dan Reaksi

Reaksi yang tepat akan sangat membantu meredam emosi. Saat anak mengajukan pertanyaan yang sulit atau kritis,  penting untuk tetap tenang dan tidak cepat tersinggung. Anak yang kritis bisa merasa frustrasi atau kesal, jika  mereka melihat orang tua cepat marah atau defensif. Pada akhirnya, itu justru akan merugikan kedua belah pihak,  karena komunikasi semakin sulit berjalan dengan baik.

8. Menjaga Komunikasi Positif

Dalam suatu hubungan, komunikasi yang baik menjadi hal yang sangat krusial. Meskipun mereka kritis, penting  untuk menjaga komunikasi yang positif dan membangun hubungan yang saling menghargai. Ini akan membantu  mereka merasa nyaman dan aman untuk mengungkapkan pendapat. Jangka panjangnya, mereka akan terus  berkomunikasi dengan baik, serta belajar tanpa rasa takut atau cemas.

Penutup

Mengingat berpikir kritis adalah salah satu tanda anak yang cerdas, maka hal itu perlu untuk terus diasah alih-alih  dicegah atau dipadamkan. Anak yang kritis mempunyai potensi besar untuk berkembang menjadi pribadi yang  cerdas dan mampu berpikir analitis. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu mereka  mengembangkan kemampuan berpikir dan menganalisis. Dalam prosesnya, sekaligus bisa menggali potensi mereka  yang mungkin masih tersembunyi. Menghadapi mereka dengan komunikasi yang baik, juga akan tetap menjaga hubungan yang positif dan seimbang.