Lompat ke konten
Menghadapi anak tantrum
Beranda » Blog » 5 Tahapan Dalam Menghadapi Anak Tantrum

5 Tahapan Dalam Menghadapi Anak Tantrum

Arini Febriani
Penulis Indscript

Saat ini semakin meningkat jumlah anak yang tantrum, karena disebabkan oleh keinginan anak yang tidak langsung  dipenuhi. Sehingga anak mudah mengamuk, menangis dan terkadang menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.  Anak menjadi tantrum karena dia menjadikan itu sebagai cara untuk membujuk orang tuanya agar mendapatkan  apa yang dia inginkan.

Contents

Menghadapi Anak Tantrum

Anak yang tantrum itu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, seperti kelalaian orang tua yang terlalu  memanjakan anaknya sejak dini. Selalu memenuhi permintaan anak apabila anak sudah menangis. Sehingga anak  menjadikan tangisannya sebagai sarana untuk dia mendapatkan sesuatu dengan mudah dan cepat.

Akan tetapi orang tua berpikir jika anaknya mulai besar, maka dia bisa membatasi keinginan anaknya. Justru itulah  pemahaman yang keliru, sebab apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan diharapkan oleh orang  tua. Inilah yang menjadi penyebab para orang tua terkadang menjadi hilang sabar ketika melihat anaknya yang  sedang tantrum. Sehingga sangat mudah tersulut emosi yang menyebabkan memarahi anak dan memaksa anak  untuk diam dengan membentak, tak jarang juga sampai memukul anak dengan tujuan agar anak menjadi takut dan  berhenti dari tantrumnya.

Hal tersebut bukanlah cara yang tepat dalam menghadapi anak yang tantrum, melainkan  membuat emosi anak menjadi semakin tidak terkontrol dan bisa menyebabkan trauma pada anak di kemudian hari. Nah, mari berbagi tahapan untuk menghadapi anak yang sedang tantrum, tanpa harus  memarahi anak apalagi sampai memukul anak.

1. Meletakkan anak di tempat yang aman

Ketika anak sedang tantrum sebaiknya kita memindahkan anak dari tempat awalnya ke tempat yang aman dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya dan juga orang lain. Tempatkan anak jauh dari keramaian dan lebih baik  membawa anak masuk ke dalam kamarnya, lalu kita menjauhkan diri darinya untuk memberikan anak waktu untuk melepaskan emosi dengan tangisannya. Tetapi kita juga harus tetap mengawasi anak dari kejauhan, sehingga  nantinya kita mudah langsung menghampiri anak kalau dia ada reaksi untuk menyakiti dirinya.

2. Dekati anak dan mulai ajak berbicara

Saat emosi anak mulai mereda yang ditandai dengan mulai berhenti dia menangis, maka mulailah mendekati  anak dan mulai mengajak anak untuk mengobrol secara perlahan. Gunakan nada yang lembut sehingga anak  menjadi nyaman dan mau berbicara dengan kita. Tanyakan pada anak apa yang menjadi sebab dia menjadi tantrum.

3. Menasihati anak

Setelah anak bercerita apa yang menjadi sebab dia tantrum, maka berikanlah nasihat pada anak dengan lembut tapi  dengan nada tegas mengingatkan kalau sikap tantrum itu tidak baik untuk dilakukan, apalagi sampai menyakiti diri  sendiri atau orang lain. Dan juga memberitahu kepada anak untuk meminta dengan cara yang baik tanpa harus  menangis dan memaksa.

4. Beri pelukan pada anak

Setelah cukup menasihati anak, maka berikanlah pelukan pada anak agar anak merasa semakin tenang dan merasa  disayangi. Sehingga anak tidak berpikir kalau kita tidak peduli pada mereka yang bisa menyebabkan anak  menjauhkan diri dari kita. Sebab pelukan orang tua adalah tempat ternyaman bagi anak.

5. Ajak anak melakukan aktivitas bersama

Setelah keadaan anak semakin tenang dan anak sudah merasa nyaman, maka ajaklah anak untuk melakukan  aktivitas bersama, seperti bermain bersama, membereskan mainan, atau mengajaknya untuk bermain air. Karena  anak-anak cenderung sangat suka dalam bermain air.

Kesimpulan

Bila anak sedang tantrum berusahalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu dan jangan sampai tersulut emosi,  sebab apabila diri belum tenang maka kita tidak bisa tenang dalam menghadapi anak sehingga mudah  marah kepada anak. Tentunya itu akan membuat keadaan semakin buruk, dan bisa menumbuhkan kebencian anak  kepada kita. Bisa juga meninggalkan trauma pada anak dan berdampak pada psikisnya di kemudian hari.