Lompat ke konten
penyebab sesak napas ketika hamil dan cara mengatasinya
Beranda » Blog » Penyebab Sesak Napas ketika Hamil dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sesak Napas ketika Hamil dan Cara Mengatasinya

Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript

Sering merasa sesak napas atau napas terasa pendek saat hamil? Kondisi sesak napas memang sering terjadi dan  dialami oleh ibu hamil. Meski tidak semua ibu hamil mengalami namun, kondisi ini bisa saja terjadi. Hanya saja ada  jenis sesak napas yang perlu diwaspadai dan ada juga yang memang normal terjadi.

Kondisi rahim yang semakin membesar biasanya menjadi penyebab umum seorang ibu hamil mengalami sesak  napas. Sesak napas ini bisa saja terjadi pada trimester kedua, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bisa saja  terjadi di trimester pertama atau sejak awal kehamilan.

Contents

Penyebab Sesak Napas pada Ibu Hamil

Sesak napas ketika hamil terjadi karena pengaruh hormon kehamilan yang merangsang otak agar menaikkan  frekuensi dan kedalaman napas. Dimana kondisi ini akan membuat ibu hamil mengambil oksigen lebih banyak  untuk janin yang sedang tumbuh dan bisa menyebakan terengah-engah. Berikut adalah beberapa faktor lain yang  bisa menyebabkan sesak napas pada ibu hamil.

1. Pengaruh Hormon Kehamilan

Peningkatan kadar hormon progesteron pada ibu hamil memicu adanya sesak napas. Meski umum terjadi pada  trimester 2, sesak napas bisa saja terjadi pada trimester 1 karena terjadinya penyesuaian antara tubuh ibu hamil dengan tingkat hormon baru.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Janin yang semakin tumbuh besar akan mendorong organ-organ tubuh. Salah satunya paru-paru yang tidak akan  lagi memiliki cukup ruang untuk mengembang secara sempurna dan mengambil napas secara penuh. Begitu juga  halnya dengan diagfragma yang akan tertekan adanya janin yang semakin membesar. Kondisi seperti ini memang  sering terjadi pada ibu hamil. Organ akan kembali ke posisi semula seperti sedia kala saat bayi sudah dilahirkan.

3. Kekurangan Oksigen

Ketika hamil, membutuhkan pasokan oksigen lebih banyak untuk menyuplai kebutuhan oksigen ibu hamil dan  janin. Udara yang keluar dan masuk janin lebih banyak namun frekuensi napas masih tetap sama sehingga  menyebabkan sesak napas. Selain itu juga bisa menyebabkan tekanan udara menjadi tidak normal sehingga memicu  kondisi batuk dan lemas pada ibu hamil.

4. Peradangan Asma

Ibu hamil yang punya riwayat asma dan infeksi saluran pernapasan berpotensi lebih besar mengalami sesak napas.  Segera periksa jika dirasa kondisi asma atau peradangan yang dialami kambuh kembali.

5. Udara yang Dingin

Selanjutnya ada udara dingin yang bisa memicu terjadinya sesak napas. Seperti ruangan ber AC yang terlalu dingin  atau ketika berada di daerah pegunungan. Udara dingin seperti ini bisa membuat metabolisme melemah dan  mempengaruhi kinerja paru-paru sehingga sulit untuk bernapas atau sesak napas.

6. Peningkatan Volume Darah

Peningkatan volume darah yang tinggi saat kehamilan membuat oksigen mengalir lebih banyak secara bolak-balik.  Kondisi seperti ini akan membuat ibu hamil merasa sesak.

7. Kondisi Kehamilan

Penyebab sesak napas lainnya adalah kondisi kehamilan yang semakin membesar sehingga banyak organ tubuh  yang tertekan. Selain itu juga beban kandungan, membuat ibu hamil harus bekerja keras untuk bisa bernafas.

Cara Atasi Sesak Napas ketika Hamil

Secara umum sesak napas merupakan hal normal yang terjadi pada ibu hamil. Namun ada beberapa sesak napas  yang perlu di waspadai jika itu datang secara tiba-tiba dan langsung terasa parah. Berikut cara atasi sesak napas ketika hamil.

1. Atur Posisi Duduk

Jika terasa sesak usahakan untuk mengambil posisi duduk secara tegak dan tariklah bahu ke belakang, bukan  menyandar ke belakang. Posisi ini akan membantu memberikan ruang bagi paru-paru untuk mengambil oksigen  jauh lebih banyak sehingga sirkulasi menjadi lancar dan bisa mengatasi sesak napas.

2. Atur Posisi Tidur

Posisi tidur dengan disangga pada bagian kiri saat hamil akan melancarkan sirkulasi oksigen dengan baik ke seluruh tubuh.

3. Berdiri Tegak

Dengan berdiri tegak, akan memberikan ruang bagi paru-paru untuk melakukan tugasnya secara lebih baik sehingga  napas dapat berjalan lancar.

4. Atur Napas dan Pikiran untuk Rileks

Jika dirasa sesak napas terjadi karena stress, ibu hamil bisa mengambil waktu untuk menenangkan diri dan menarik  napas panjang. Berhentilah sejenak dari semua aktivitas yang dilakukan.

5. Gunakan Bantal Tambahan

Ketika tidur ibu hamil bisa menggunakan bantal tambahan untuk menyangga dan menopang punggung atas agar  tidak terasa sesak. Bisa juga tidur dengan cara memiringkan badan ke kiri agar posisi rahim jauh dari aorta yang  mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.

Cara Mencegah Sesak Napas ketika Hamil

Sesak napas ketika hamil akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi ibu hamil. Kondisi seperti ini bisa dicegah agar  sesak napas selama kehamilan tidak sering terjadi. Berikut cara yang bisa dilakukan.

1. Olahraga

Aktivitas olahraga akan membuat ibu dan janin mendapatkan oksigen lebih banyak yang bisa mencegah sesak  napas. Pilih dan lakukanlah olahraga ringan yang aman untuk ibu hamil seperti yoga atau olahraga ringan lainnya.

2. Jangan Terburu-buru

Jangan terburu-buru dalam beraktivitas karena dapat membuat jantung berpacu lebih cepat yang akan membuat sesak napas.

3. Hindari Stres

Usahakan untuk tidak stres secara berlebih dan jagalah pikiran agar tetap tenang dan bahagia. Beban pikiran yang  terlalu berat akan menghambat fungsi otak dalam memaksimalkan kinerjanya dalam mengatur keluar masuknya  oksigen. Jika kinerja terganggu tentu akan memicu adanya sesak napas.

4. Hirup Uap Air

Menghirup uap air panas bisa mencegah terjadinya sesak napas. Jika ibu hamil merasakan gejala sesak napas, hal  ini bisa dilakukan untuk pencegahannya.

Kesimpulan

Sesak napas selama kehamilan merupakan hal yang normal terjadi. Hanya saja ada sesak napas yang perlu diwaspai  jika sesak napas tersebut datang secara tiba-tiba, terasa langsung parah, timbul nyeri di dada dan denyut nadi yang  cepat. Segera pergi ke dokter karena hal itu memungkinkan terjadinya pembekuan darah di paru-paru bahkan bisa saja terdeteksi adanya pneumonia.