Lompat ke konten
Membangun komunikasi efektif dengan anak rema
Beranda » Blog » Membangun Komunikasi Efektif dengan Anak Remaja

Membangun Komunikasi Efektif dengan Anak Remaja

Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript

Membangun komunikasi efektif dengan remaja bisa dikatakan susah-susah gampang. Pasalnya dalam usia ini anak  mulai menginginkan privasi, pencarian jati diri dan juga rasa ingin dihargai. Pada fase ini tidak sedikit  di antara remaja dan orang tua yang mengalami miss komunikasi sehingga tak jarang ada kesalahpahaman di antara  keduanya.

Maka dari itu diperlukan upaya, terutama dari orang tua untuk memperbaiki cara berkomunikasi dengan anak dan sebisa mungkin membangun komunikasi yang efektif dengan anak.

Contents

Mengapa Harus Membangun Komunikasi Efektif dengan Anak Remaja?

Setidaknya ada beberapa alasan kenapa orang tua harus memulai membangun komunikasi yang efektif dengan  anak remajanya. Dengan membangun komunikasi yang efektif tentu akan memperkuat hubungan orang tua  dengan anak sehingga mempermudah orang tua memantau perkembangannya. Berikut adalah beberapa alasan  kenapa orang tua harus membangun komunikasi efektif dengan remaja.

1. Anak adalah Amanah dari Allah SWT

Anak adalah amanah dari Sang Pencipta yang wajib dibina dan juga dijaga. Semuanya bisa dilakukan dengan cara  menjalin komunikasi yang baik dengan anak remaja kita. Jika komunikasi berjalan lancar dan terbangun dengan  baik, maka akan mempermudah orang tua untuk membina dan menjaganya.

Biasakan untuk berbicara dengan anak remaja kita. Semisal dengan mengajak mengobrol atau diskusi saat makan  bersama atau ketika kumpul bareng. Buat kegiatan ini secara rutin, maka akan terbentuk kebiasaan saling  bercerita, ngobrol atau komunikasi diantara anggota keluarga. Jika kebiasaan ini sudah terbangun maka akan  mudah bagi orang tua untuk membina dan menjaga anak.

2. Menjadi Tempat Ternyaman Buat Remaja untuk Bercerita

Bagaimana pun juga orang tua haruslah menjadi tempat ternyaman buat anak remajanya untuk berbagi cerita atau  curhat. Hal ini bisa dibangun ketika anak masih usia dini. Namun, jika anak sudah beranjak remaja dan kita  baru mengetahui harus membangun komunikasi yang efektif dengan anak remaja, maka tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.

Orang tua harus berusaha keras untuk membangun komunikasi yang baik untuk anak remajanya. Menjadi orang  terdekat bagi anak untuk berbagi cerita. Sebagai contoh jangan sampai anak remaja datang ke orang tua hanya  sebatas untuk meminta uang jajan semata atau yang bersifat material.

3. Sarana Memanusiakan Anak Remaja

Terakhir, membangun komunikasi yang efektif dengan anak remaja akan membuat mereka merasa dihargai,  didengar, dan diberikan ruang untuk mengekspresikan diri. Memberikan ruang bagi mereka untuk bertumbuh dan  mengeksplor pemikiran dan pengalamannya sehingga mereka merasa dimanusiakan dan dihargai. Orang tua berperan sebagai kontrol atau pembina bagi anak, mengingatkan mereka jika melakukan sebuah kesalahan.

Alasan Remaja Enggan Berkomunikasi dengan Orang Tuanya.

Mengajak remaja untuk berkomunikasi bukanlah hal yang mudah. Terkadang orang tua sudah berusaha memulai  membangun komunikasi dengan anak. Namun, justru anaknya yang tidak bisa bersikap terbuka dengan orang  tuanya. Mereka memilih untuk menutup masalahnya dari orang tua dan memilih untuk bercerita dengan teman.

Ketika hal ini terjadi, orang tua hendaknya tidak langsung memarahi anak atau menyerah untuk tidak lagi  berkomunikasi dengan anak remajanya. Mungkin remaja punya alasan tersendiri mengapa melakukan hal  tersebut. Orang tua juga harus melakukan instrospeksi diri kenapa anak sampai merasa tidak nyaman untuk bercerita. Setidaknya alasan berikut yang menjadikan remaja enggan untuk bercerita atau berkomunikasi dengan  orang tuanya.

  1. Sikap orang tua yang terlalu permisif atau otoriter membuat anak remaja cenderung merasa tidak nyaman  dan  tidak akan mau curhat atau cerita lagi tentang masalahnya.
  2. Sikap orang tua yang otoriter cenderung menyalahkan sikap anak remaja atas apa yang telah dilakukan dan  memaksa mengikuti kehendak orang tua. Bukan menasehati atau mengarahkan dan mendukung anak  remajanya.
  3. Sikap permisif orang tua juga membuat anak enggan bercerita karena anak merasa diabaikan dan tidak didengarkan pendapat mereka.
  4. Tidak adanya pembiasaan saling bercerita dari orang tua.
  5. Tidak ada kedekatan dengan orang tua dan merasa lebih akrab, nyaman dan percaya kepada teman  sebayanya untuk bercerita.

Tips Membangun Komunikasi Efektif dengan Anak Remaja

Perlu strategi yang tepat agar orang tua bisa membangun komunikasi yang efektif dengan orang tuanya. Tips dan  trik berikut bisa dicoba agar berkomunikasi dengan anak remaja menjadi lancar.

1. Menjadi Pendengar yang Baik

Jadilah pendengar yang baik untuk anak remaja. Jangan hanya memarahi mereka Dengarkanlah mereka  bercerita,  dengarkan pendapatnya dan usahakan mendengarkan dengan empati dan seksama. Jangan   mendengarkan dengan melakukan suatu pekerjaan lain karena ini membuat remaja merasa diabaikan. Cobalah  berbicara hati ke hati, empat mata, dan dengarkan mereka dengan empati.

2. Tangani Konflik dengan Bijaksana

Sama dengan orang tua, remaja pun memiliki problem mereka sendiri. Dan jika ada problem yang berkaitan  dengan anak remaja dan orang tua atau anak remaja kita dengan temannya maka usahakan untuk menangani  konflik dengan bijak. Sederhanakan masalah untuk memperoleh solusi terbaik. Jangan memarahi dan menyerang  anak secara langsung. Tanyakan perasaan mereka, pendapat mereka dan berikan ruang bagi mereka untuk  bercerita terlebih dahulu.

3. Menjadi Diri Sendiri

Agar bisa dekat dengan remaja atau agar lebih care dengan anak remaja kita, orang tua tidak harus menjadi orang  lain, teman atau lainnya. Cukup menjadi diri sendiri sebagai orang tua dewasa dan bertindak bijak dengan  memahami perasaan remaja sebagaimana mestinya.

4. Berikan Ruang untuk Ungkapkan Diri

Sebagai orang tua dan anak, komunikasi merupakan ungkapan kasih sayang satu sama lain. Oleh karena itu,  berikan ruang pada anak remaja untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Hormati pendapat dan  keputusan yang mereka buat. Orang tua tinggal memantau. Jika anak melakukan kesalahan, beri mereka nasehat dengan cara yang baik dan bisa diterima.

5. Bangun Kepercayaan dengan Komunikasi Positif

Membangun kepercayaan pada anak remaja bisa dilakukan dengan cara melakukan kegiatan secara bersama-sama  dan mengajak mereka berdiskusi. Dengan mengajaknya mengobrol atau berdiskusi orang tua akan tahu apa  yang mereka rasakan. Pahami perasaannya, pahami pemikirannya berdasarkan sudut pandang mereka. Apakah  mereka menginginkan sebuah jawaban atau hanya sekadar ingin didengarkan. Ketika anak remaja sudah timbul  rasa percaya dan nyaman dengan orang tuanya maka akan mudah bagi mereka untuk bercerita tentang segala apa yang dialami.

Penutup

Membangun komunikasi efektif dengan anak remaja perlu dilakukan untuk menghindari dampak buruknya  di kemudian hari. Dengan komunikasi yang efektif orang tua dapat mengetahui perkembangan sosial anak  remajanya dan juga mengetahui masalah yang dialami. Selain itu komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak akan menghindarkan keduanya dari konflik.