Lompat ke konten
memahami dan mengatasi fomo di era digital
Beranda » Blog » Memahami dan Mengatasi FOMO di Era Digital

Memahami dan Mengatasi FOMO di Era Digital

Rita Handayani
Penulis Indscript

Di era digital yang serba cepat ini, kita dibombardir oleh informasi tanpa henti. Dari media sosial hingga berita online, rasanya setiap orang selalu up-to-date dengan hal-hal menarik yang terjadi di luar sana.
Namun, tanpa sadar, kondisi ini seringkali memicu munculnya fenomena FOMO atau Fear of Missing Out. Lebih dari sekadar ketakutan ketinggalan tren, FOMO adalah kecemasan mendalam yang muncul ketika kita merasa orang lain sedang mengalami hal-hal menyenangkan atau penting, dan kita tidak menjadi bagian darinya.

Contents

Apa Itu FOMO dan Mengapa Kita Merasakannya?

FOMO bukan hanya tentang ingin tahu apa yang teman-teman makan malam ini. Ini adalah rasa tidak nyaman, bahkan cemas, yang timbul dari persepsi bahwa orang lain sedang menikmati pengalaman berharga atau memiliki sesuatu yang kita inginkan, sementara kita tidak. Perasaan ini diperkuat oleh media sosial. Feed Instagram yang penuh liburan mewah, story teman yang sedang menghadiri konser seru, atau update pencapaian karier rekan kerja, semuanya bisa memicu FOMO. Kita cenderung membandingkan “dunia nyata” kita dengan “sorotan terbaik” orang lain yang ditampilkan di ranah digital.

Secara psikologis, FOMO berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia akan koneksi sosial dan perasaan menjadi bagian dari suatu kelompok. Saat kita melihat orang lain bersosialisasi atau mencapai sesuatu, otak kita bisa menafsirkan itu sebagai “ancaman” terhadap status sosial atau kepuasan pribadi kita. Hormon kortisol, yang memicu stres, bisa meningkat, membuat kita merasa gelisah, tidak puas, bahkan iri. Ironisnya, semakin sering kita mencari tahu apa yang orang lain lakukan, semakin besar kemungkinan kita merasa tidak cukup.

Dampak FOMO pada Kesejahteraan Mental

Dampak FOMO tidak bisa diremehkan. Bagi sebagian orang, FOMO bisa memicu kecemasan dan depresi. Mereka mungkin merasa selalu ketinggalan, tidak cukup baik, atau bahwa hidup mereka kurang menarik dibanding orang lain. FOMO juga bisa memengaruhi produktivitas, karena waktu dan energi mental kita terkuras untuk memantau aktivitas orang lain, alih-alih fokus pada tujuan pribadi.

Selain itu, FOMO seringkali mendorong kita untuk membuat keputusan yang kurang tepat, seperti membeli barang yang tidak dibutuhkan, menghadiri acara yang tidak kita nikmati, atau bahkan mengambil pinjaman demi mengikuti gaya hidup yang tidak realistis. Semua ini hanya demi memenuhi dorongan “tidak ingin ketinggalan” dan seringkali berujung pada penyesalan dan tekanan finansial.

Strategi Mengatasi FOMO dan Menciptakan Keseimbangan

Mengatasi FOMO bukan berarti kita harus memutuskan hubungan total dengan dunia digital. Sebaliknya, ini tentang membangun kesadaran dan strategi yang lebih sehat:

Batasi Paparan Media Sosial

Tentukan batas waktu penggunaan media sosial harian. Gunakan aplikasi timer atau fitur bawaan ponsel Anda. Ingat, feed media sosial adalah kurasi terbaik, bukan realitas seutuhnya.

Fokus pada JOMO (Joy of Missing Out)

Alih-alih takut ketinggalan, nikmati kebahagiaan karena tidak harus mengikuti setiap tren atau acara. Hargai momen tenang, waktu pribadi, atau aktivitas yang benar-benar Anda nikmati tanpa tekanan sosial.

Latih Bersyukur

Luangkan waktu setiap hari untuk mensyukuri hal-hal baik dalam hidup Anda. Fokus pada apa yang Anda miliki, bukan pada apa yang orang lain pamerkan.

Tentukan Prioritas Hidup

Apa yang benar-benar penting bagi Anda? Karier, keluarga, kesehatan, atau hobi? Ketika Anda memiliki tujuan yang jelas, Anda akan lebih mudah mengabaikan gangguan dan perbandingan yang tidak perlu.

Bangun Koneksi Nyata

Alih-alih hanya berinteraksi di dunia maya, investasikan waktu dan energi untuk membangun hubungan yang mendalam dengan orang-orang terdekat di dunia nyata. Interaksi tatap muka seringkali lebih memuaskan dan otentik.

Sadari Pemicu FOMO Anda

Kapan Anda paling sering merasakan FOMO? Apakah saat membuka aplikasi tertentu, di waktu luang, atau ketika merasa kesepian? Dengan mengenali pemicunya, Anda bisa mengambil tindakan pencegahan.

Mengatasi FOMO adalah sebuah perjalanan. Ini memerlukan latihan kesadaran diri dan kemauan untuk  melepaskan tekanan untuk selalu “terhubung” dan “terlibat”. Dengan menguasai FOMO, kita bisa menciptakan keseimbangan hidup yang lebih sehat, fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti, dan menemukan kebahagiaan dalam perjalanan unik kita sendiri, terlepas dari apa yang orang lain lakukan.