Lompat ke konten
keunikan kuliner khas aceh
Beranda » Blog » Keunikan Kuliner Khas Aceh Saat Ramadhan

Keunikan Kuliner Khas Aceh Saat Ramadhan

Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript

Ramadhan yang selalu identik dengan takjil tak lepas dari beragam kuliner yang memanjakan lidah. Beragam menu makanan akan tersedia di bulan suci ini. Salah satunya kuliner yang hanya ada di saat bulan Ramadhan tiba. Kuliner  ini khas dari Aceh, daerah paling barat Indonesia. Aceh yang dikenal dengan Serambi Mekah ini memiliki  kuliner khas yang hanya ada saat Ramadhan tiba. Kuliner ini akan susah dijumpai di hari-hari biasa. Jadi akan  menjadi sebuah moment yang di tunggu saat Ramadhan tiba untuk menyantap hidangan ini.

Lantas kuliner khas Aceh apa saja yang dinantikan di bulan Ramadhan? Sebelum membahas hal tersebut, mari kita  ulas kuliner khas Aceh yang memiliki keunikan tersendiri. Simak informasinya disini.

Contents

Keunikan Kuliner Khas Aceh

Hampir sama dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia yang memiliki keberagaman kuliner yang menjadi  ciri khas dari daerah tersebut, Aceh pun memiliki keunikan kuliner tersendiri. Kuliner khas Aceh memiliki cita rasa  yang unik dan kaya akan rempah.

Hal ini tidak lepas dari sejarah panjang dari daerah tersebut yang menjadi tempat singgah dari berbagai bangsa.  Aceh yang memiliki letak strategis dan menjadi jalur perdagangan mendapat pengaruh yang kuat dari berbagai  bangsa seperti Tiongkok, Arab dan juga India. Maka tidak heran jika setiap kuliner Aceh memiliki keunikan dan  cerita tersendiri di setiap hidangannya karena adanya pengaruh budaya di belakangnya.

Berikut adalah berbagai pengaruh bangsa dan budaya yang terdapat dalam setiap kuliner Aceh yang kaya akan rasa dan rempah.

1. Mie Aceh yang kental akan pengaruh budaya dan bangsa Tiongkok

Mie Aceh dikenal sebagai hidangan yang tercipta dari pengaruh budaya Tiongkok dan arab. Mie kuning basah yang  menjadi bahan utama Mie Aceh ini merupakan pengaruh dari Tiongkok dan kuah kari pedas yang di dalamnya ada  campuran daging disinyalir pengaruh dari kebiasaan makan orang Arab.

2. Pengaruh Bangsa India dan Arab dalam Kuliner Aceh

Selain Tiongkok, kuliner Aceh juga banyak dipengaruhi oleh bangsa India dan Arab. Ini terjadi tatkala Aceh  mengalami perkembangan pesat ajaran Hindu Budha dibawah kerajaan Hindu Budha yang berkuasa saat itu.  Di samping itu pula banyaknya pedagang arab yang singgah dan membawa ajaran agama Islam juga turut dalam  mempengaruhi kuliner Aceh seperti penggunaan daging kambing dan sapi dalam makanan.

3. Perkembangan Kuliner Aceh

Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh budaya, kuliner Aceh pun mengalami perkembangan pesat.  Meski ada beberapa kuliner tradisional yang dipertahankan, namun banyak yang mengalami inovasi untuk  disesuaikan dengan cita rasa lokal. Inovasi kuliner ini mampu membuat kuliner Aceh menjadi ciri khas daerah dan  banyak dikenal sampai luar daerah.

Beragam Kuliner Khas Aceh Saat Ramadhan

Ada beragam kuliner Aceh yang bisa diburu saat Ramadhan tiba. Kuliner ini tidak hanya bisa ditemui saat Ramadhan saja, namun hari-hari biasa pun bisa ditemui. Leumang, Timphan, Mi Caluk, Kuah Beulangong, Mi Aceh  menjadi salah satu kuliner yang diburu saat Ramadhan tiba. Dari beberapa kuliner yang ada, terdapat kuliner khas  Aceh yang hanya bisa ditemui saat Ramadhan dan sangat sulit untuk ditemukan di hari-hari biasa. Selain itu bahan  baku yang sudah sulit ditemukan dan makin sedikitnya orang yang bisa membuat masakan ini, membuat kuliner ini  makin jarang ditemukan.

1. Sambai Oen Peugaga

Sambai Oen Peugaga sering disebut juga dengan sambal pegagan. Meski bernama sambal pegagan namun ini  bukanlah sambal pada umumnya. Bentuknya lebih mirip ke arah urap sayur. Kuliner ini disantap dengan kelapa  parut dan konon katanya makanan ini menjadi makanan favorit bagi nenek moyang sejak zaman Kerajaan Aceh dahulu.

Sambai Oen Peugagan ini terbuat dari racikan 44 macam dedaunan yang tumbuh di hutan Aceh. Seperti daun  mengkudu, daun pegagan, daun lawah, daun sigeuntot, daun jeruk purut dan aneka jenis daun lainnya yang  mencapai 44 jenis daun.

Hal yang paling menantang untuk mengolah jenis kuliner ini adalah banyak daun yang sudah mulai jarang ditemui  bahkan sudah tidak tumbuh lagi sebagai bahan baku utama untuk pembuatan sambai Oen Peugagan ini.

2. Le Bu Peudah

Kuliner selanjutnya ada Le Bu Peudah yang berarti nasi pedas. Makanan ini merupakan sejenis bubur pedas yang  dimasak dengan berbagai ramuan dan rempah, ditambah dengan berbagai macam dedaunan hingga 44 jenis daun. Hampir sama dengan Sambai Oen Peugaga, masakan ini juga menggunakan 44 jenis dedaunan yang sudah mulai  sulit ditemukan. Le Bu Peudah ini dimasak dengan rempah seperti kunyit, lada, lengkuas dan bawang putih.  Rempah ini dimasak jadi satu dengan beras dan kelapa parut. Le Bu Peudah ini memiliki cita rasa yang pedas,  berbeda dengan bubur pada umumnya. Biasanya di masak dalan jumlah banyak dan melibatkan banyak orang untuk  memasak secara gotong royong di saat Ramadhan tiba. Kuliner ini biasanya dibagikan ke masyarakat sekitar.

3. Kanji Rumbi

Selanjutnya ada Kanji Rumbi yang berbentuk layaknya bubur. Bahan bakunya dari beras yang disangrai hingga  kuning dan ditumbuk hingga halus. Kemudian dimasak benjadi bubur hingga halus dicampur dengan rempah  seperti, ketumbar, jahe, merica, pekak, kayu manis, adas manis, biji pala dan bawang merah. Sama dengan  buburnya yang dimasak dengan rempah, aneka pelengkap seperti ayam dan udang rebus pun dimasak dengan  rempah yang sama yang menjadi ciri khas bumi serambi mekah ini.

Penutup

Kuliner khas Aceh memang dikenal dengan aroma rempahnya yang kuat dan menggugah selera. Berbagai jenis  kuliner khas Aceh ini bisa dijumpai ketika bulan Ramadhan tiba. Termasuk jenis kuliner yang sulit ditemukan dan hanya bisa dijumpai saat Ramadhan tiba.