Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Tindakan kekerasan seksual tidak hanya menjurus dan menyasar orang dewasa semata. Akhir-akhir ini tindak kekerasan seksual juga mengarah pada anak dan remaja. Salah satunya adalah child grooming. Tindakan child grooming ini sering tidak disadari oleh korban dan juga orang tuanya. Pelaku child grooming biasanya memanipulasi keadaan sehingga para korban jarang menyadarinya. Terlebih hal itu terjadi pada anak-anak. Lalu, apa itu sebenarnya child grooming, bahayanya terhadap anak dan apa ciri-ciri anak yang mengalami child grooming?
Contents
Mengenal Apa Itu Child Grooming
Child grooming merupakan suatu tindakan yang dilakukan orang dewasa terhadap anak dan remaja untuk membangun sebuah hubungan emosional dan kepercayaan yang bertujuan mengeksploitasi baik secara fisik, emosional, dan mental. Sering kali tindakan mengeksploitasi ini mengarah pada kekerasan seksual. Dalam prosesnya pelaku melakukannya secara manipulatif dan bertahap sehingga korban dan keluarganya tidak menyadari. Child grooming sendiri sering dikaitkan dengan pedofilia (perilaku pelecehan seksual pada anak). Namun, keduanya tidaklah sama.
Pelaku pedofilia mempunyai ketertarikan seksual pada anak-anak sedangkan pelaku child grooming tidak memiliki ketertarikan seksual pada anak atau remaja, namun lebih tertarik untuk mengeksploitasi korban dengan tujuan radikalisme maupun kriminalitas. Meskipun begitu banyak dari pelaku pedofilia juga menggunakan cara yang sama untuk mendekati korban. Adapun strategi yang digunakan oleh groomer (pelaku child grooming) adalah mendekati anak bahkan keluarganya untuk mendapatkan kepercayaan. Setelah hubungan terbangun, pelaku mulai mengeksploitasi dengan cara mengisolasi korban dari teman dan keluarga hingga membuat korban bergantung dengan dirinya.
Jika sudah mendapati kondisi demikian, maka pelaku akan menggunakan kontrol kendalinya agar korban mau mengikuti semua keinginannya tanpa ada pilihan lain. Ketika korban menolak, maka tak segan pelaku akan mengancam dan menyebarkan aib korban. Perlu diingat pula bahwa pelaku child grooming ini tidak hanya berasal dari orang asing semata. Orang-orang yang dikenal seperti orang terdekat, teman, kenalan, pendidik, bahkan keluarga pun bisa berpotensi menjadi pelaku child grooming. Maka untuk itu orang tua tetap harus waspada dan hati-hati dalam mengontrol pergaulan anak dan remajanya.
Cara dan Kondisi yang Sering Dimanfaatkan Pelaku Child Grooming
Beberapa kondisi berikut sering dijadikan atau dimanfaatkan pelaku child grooming untuk mendapatkan target korban, diantaranya:
- Bertemu langsung dengan target korban.
- Di sebuah organisasi sekolah maupun tempat kerja.
- Secara virtual baik melalui internet maupun media sosial.
- Di ruang publik atau street grooming.
Adapun strategi atau cara yang digunakan pelaku untuk mendekati korban dan juga keluarganya adalah
- Dengan mengatakan bahwa mereka ini adalah teman korban, seumuran dan teman main online. Strategi ini digunakan jika child grooming dilakukan secara virtual via online. Entah melalui sosial media atau pun lainnya.
- Sering memberikan nasihat dan pengertian pada korban untuk menarik empatinya, sehingga korban merasa pelaku ini adalah orang yang benar-benar mengerti dengan kondisi korban.
- Sering memberikan hadiah dan juga perhatian secara berlebihan pada korban.
- Sering mengajak korban bahkan keluarganya untuk bepergian, jalan-jalan atau pun liburan bersama.
- Menggunakan jabatan dan reputasi professional untuk mendapatkan kepercayaan dan citra baik dari korban maupun keluarganya.
Kelima poin ini merupakan beberapa cara yang digunakan oleh pelaku untuk melakukan child grooming pada anak dan remaja. Tentunya masih banyak cara lain yang digunakan pelaku. Setidaknya orang tua harus berhati-hati jika mendapatkan kondisi sedemikian rupa.
Tanda Anak Mengalami Child Grooming
Child grooming ini sulit untuk dikenali. Pelaku biasanya sudah lihai dalam melancarkan aksinya agar tidak ketahuan. Biasanya pelaku akan menggunakan cara yang sedemikian halus agar korban dan keluarga lengah dan tidak menyadarinya. Berikut adalah beberapa ciri atau tanda anak mengalami child grooming.
- Mengalami perubahan perilaku yang mendadak, adanya perilaku tidak sesuai dengan usianya dan menjadi lebih tertutup.
- Tidak mau menceritakan kegiatan yang dialami dan terlihat menyembunyikan sesuatu.
- Sering bolos sekolah dan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.
- Lebih sering menggunakan gawainya dan sering mendapatkan berbagai macam hadiah yang tidak jelas.
- Sering berteman dengan orang-orang yang lebih tua dan dewasa serta melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan teman sebayanya.
- Sering murung, menarik diri dari pergaulan dan mengisolasi diri dari teman dan keluarga.
- Munculnya gangguan kesehatan mental, turunnya prestasi di sekolah dan mengidap penyakit infeksi menular seksual.
- Adanya perilaku seksual yang tidak sesuai dengan teman sebayanya dan tidak pantas untuk dilakukan.
Bahaya Child Grooming dan Pencegahannya
Child grooming memiliki dampak yang beragam terhadap anak. Tergantung dari kondisi korban secara keseluruhan. Namun dalam jangka panjang, child grooming akan berpengaruh terhadap kondisi mental anak. Berikut bahaya child grooming yang perlu diwaspadai.
- Mengalami truma emosional hingga berpotensi anak mengalami depresi, gangguan kecemasan hingga post traumatic stress disorder.
- Sulit untuk membangun dan mempertahankan hubungan sehat dengan orang lain.
- Di masa depan, anak akan sulit untuk percaya dengan orang lain.
- Mengalami gangguan emosional dan sosial.
- Berisiko meningkatkan penggunaan NAPZA.
- Mengalami gangguan makan dan tidur.
- Sulit untuk berkonsentrasi dan kecenderungan untuk mengisolasi diri dari sosial bahkan muncul keinginan untuk mengakhiri hidup.
Adapun cara pencegahan child grooming yang bisa dilakukan oleh orang tua, keluarga, pendidik dan orang dewasa terdekat adalah:
- Dengan mengenali tanda child grooming secara keseluruhan pada anak.
- Mengedukasi anak tentang hubungan yang baik dengan orang lain dalam pergaulan.
- Melakukan edukasi tentang pendidikan seksual pada anak sehingga anak berani mengatakan “Tidak” untuk tindakan yang menjurus ke arah pelecehan dan kekerasan seksual.
- Jalin komunikasi yang baik dengan anak agar anak merasa nyaman untuk bercerita dengan orang tuanya mengenai apa yang dialami dan dirasakannya.
- Mengajarkan anak untuk membangun hubungan yang sehat dengan teman sebayanya dan juga orang-orang di sekitar.
- Terakhir, pantau kegiatan penggunaan gawai pada anak.
Penutup
Meleknya pengetahuan dan wawasan orang tua dan masyarakat sekitar akan sangat membantu dalam pencegahan terjadinya child grooming pada anak. Maka dari itu menjadi tanggung jawab bersama untuk melakukan pencegahan agar tidak terjadi masalah child grooming yang akan merusak mental anak dan remaja sebagai generasi penurus bangsa.