Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Generasi Z yang lahir dan tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat dan juga tingginya ekspektasi terhadap generasi ini membuat tekanan tersendiri. Rasa dibandingkan, ketidakmampuan diri dan kurangnya rasa percaya diri menjadi salah satu tanda seseorang terkena impostor syndrome yang banyak dialami oleh gen Z.
Fenomena seperti timbulnya perasaan yang tak layak, kurangnya apresiasi baik dari dalam diri dan lingkungan terhadap usaha yang telah dilakukan dan juga munculnya perasaan, jika apa yang diraih hanyalah kebetulan menjadi momok tersendiri bagi gen Z yang hidup di tengah tekanan sosial media. Artikel ini akan mengulas tentang bagaimana cara mengelola perasaan tersebut atau yang dikenal dengan impostor syndrome dan bagaimana langkah tepat untuk mengatasinya.
Contents
Apa Itu Impostor Syndrome?
Impostor Syndrome atau yang dikenal dengan sindrom penipu ini merupakan suatu kondisi atau keadaan psikologis seseorang yang merasa tidak layak atas pencapaian yang diraihnya. Merasa pencapaian tersebut hanyalah kebetulan semata. Tanpa disadari setidaknya hampir setiap orang pernah mengalami kondisi seperti ini.
Adanya tekanan media sosial menjadi salah satu penyebab munculnya perasaan tidak layak ini. Seperti membandingkan diri sendiri dengan pencapaian dan kesuksesan orang lain, merasa tidak cukup mampu atau kompeten, munculnya rasa cemas dan takut akan pengakuan orang lain serta merasa kesuksesan yang diraih hanyalah kebetulan semata.
Hal seperti inilah yang jika dibiarkan berlarut-larut dan tidak segera diatasi akan mengganggu kondisi kesehatan mental dan menurunkan tingkat kepercayaan diri atas kemampuan yang dimiliki. Ditambah lagi bagi sebagian gen Z, tanpa disadari merasa tertekan dengan adanya media sosial yang hanya menampilkan sisi baik atau sempurnanya saja.
Apa Saja Penyebab Impostor Syndrome?
Banyak dari gen Z bahkan kebanyakan orang tidak menyadari dirinya terkena impostor syndrome bahkan tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Berikut adalah beberapa penyebab impostrom syndrome pada gen Z.
1. Tekanan Sosial Media
Perlu diketahui gen Z, bahwa apa yang ditampilkan di media sosial hanyalah sisi terbaik. Tidak menampilkan sisi atau realita secara keseluruhan. Pencapaian atau kesuksesan orang lain yang kita lihat di media sosial secara tidak sadar membuat kita menjadi tertekan dan merasa tertinggal dengan pencapaian orang lain.
2. Minimnya Validasi
Kurangnya apresiasi dari baik dari dalam maupun luar terhadap usaha yang telah dilakukan, tanpa sadar juga turut berkontribusi membuat gen Z merasa tidak yakin dan meragukan dengan kemampuan yang dimilikinya.
3. Adanya Pengaruh Keluarga dan Teman
Keluarga dan teman juga bisa menjadi pemicu gen Z kena impostor syndrome. Sering kali orang tua lupa dan membandingkan baik itu prestasi, pencapaian bahkan karir anak dengan saudara atau temannya yang lebih sukses.
4. Tingginya Standar Pendidikan dan Karir
Gen Z juga akan merasa gagal jika mereka tidak bisa melakukan sesuatu sesuai dengan ekspektasi karena adanya ekspektasi yang tinggi baik dari lingkungan maupun orang tua.
Dampak Impostor Syndrome pada Gen Z
Impostor Syndrome dapat mempengaruhi produktivitas dan juga membuat kondisi kesehatan mental menjadi tidak stabil. Berikut adalah beberapa dampak dari impostor syndrome.
- Bisa menurunkan tingkat kepercayaan diri, ragu untuk menerima tanggung jawab dan mencoba hal-hal baru sehingga menghambat perkembangan karir dan lainnya.
- Impostor syndrome juga dapat menyebabkan overworking. Sebagian gen Z menjadikannya sebagai ajang pembuktian diri namun ada juga yang memilih untuk menunda pekerjaan karena takut tidak sempurna dan tidak sesuai dengan ekspektasi.
- Kesehatan mental dapat terganggu karena adanya tekanan atau anggapan tidak layak yang bisa menyebabkan stres dan kecemasan berlebih. Selain itu juga dapat menurunkan produktivitas.
- Dampak impostor syndrome juga bisa menyebabkan gen Z kesulitan untuk menikmati kesuksesan karena merasa pujian yang ia dapat dari hasil kerja kerasnya hanyalah pujian semu belaka. Mereka tetap merasa hal tersebut bukanlah hasil dari kemampuannya.
Tips Agar Terhindar dari Impostor Syndrome
Bagaimanapun juga impostor syndrome harus segera ditangani bahkan harus dicegah karena dampak jangka panjangnya yang bisa membuat depresi. Di samping itu pula untuk menjaga kesehatan mental agar tetap stabil dan produktif.
1. Ubah Mindset Perfeksionis
Impostor Syndrome bisa terjadi karena seseorang yang punya mindset perfeksionis. Segala sesuatu yang harus sempurna. Jika memang memiliki mindset seperti ini, cobalah mengubahnya ke mindset progresif yang berfokus pada proses dan progres bukan pada hasil yang harus sempurna.
2. Self Reward
Penting juga untuk memberikan reward pada diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih. Self reward tidak harus berupa barang atau hadiah yang mahal. Bisa istirahat sejenak tanpa ada rasa bersalah, nonton film atau sekedar rebahan juga termasuk salah satu self reward.
3. Curhat ke Orang yang Tepat
Beban pikiran negatif akan terasa berat jika kita memendamnya sendirian. Maka cari teman curhat yang tepat, bisa dipercaya dan objektif, juga bisa meringankan beban yang ada. Carilah teman dekat atau keluarga yang dapat dipercaya dan mau jadi pendengar yang baik.
4. Kelola Pikiran dengan Baik
Selain itu juga perlu belajar untuk mengelola pikiran secara baik dengan positif self talk. Di mana kita harus bisa menangkis perasaan-perasaan yang tidak pantas itu muncul. Caranya bisa dengan menuliskan perasaan Anda. Katakan jika bahwa Anda sudah berusaha keras dan layak untuk mendapatkan ini. Dengan terbiasa menuliskannya maka secara tidak langsung bisa mengelola pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran positif.
5. Berlatih untuk Mindfulness
Latih juga diri ini untuk berfokus pada apa yang ada sekarang dan nikmati prosesnya tanpa harus terbebani dengan tekanan yang ada baik pada saat ini atau yang akan datang. Bebaskan pikiran juga dari penyesalan masa lalu.
6. Kenali Kelebihan dan Kekurangan Diri
Penting untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri agar lebih bisa memaksimalkan kelebihan yang dimiliki sambil memperbaiki kelemahan atau kekurangan diri.
Penutup
Impostor Syndrome akan berdampak buruk bagi kesehatan mental terutama bagi gen Z. untuk itu penting juga memberikan apresiasi diri sebagai bentuk validasi dan berusahalah untuk menghargai dan merayakan hasil pencapaian sekecil apapun itu.