Miftakhul Ashri Chusnani
Penulis Indscript
Pepatah mengatakan “Men Sana In Corpore Sano”, artinya di dalam tubuh sehat terdapat jiwa sehat juga. Namun benarkah demikian? Tidak bisa dipungkiri bahwa faktanya dalam tubuh sehat belum tentu memiliki jiwa yang sehat. Banyak kasus kriminal yang ternyata pelakunya memiliki badan sehat namun secara jiwa mengalami gangguan.
Mengapa ini terjadi? Menurut sebuah sumber kajian ilmiah yang diterbitkan oleh salah satu universitas ternama di Indonesia, diungkapkan bahwa gangguan kesehatan jiwa ternyata luput dari perhatian. Hal ini disebabkan karena gangguan secara emosional tidak terlihat kasat mata. Inilah sebabnya mengapa deteksi dini gangguan kesehatan emosional anak menjadi penting.
Contents
Deteksi Dini Kesehatan Emosional Anak
Orang tua dan lingkungan memegang peranan penting dalam perkembangan kesehatan emosional anak. Lingkungan tempat tinggal serta lingkungan sekolah merupakan faktor utama yang berpengaruh pada tumbuh kembang emosional anak. Pada lingkungan positif, anak akan mengalami pertumbuhan emosional secara optimal. Sebaliknya, pada lingkungan negatif anak akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara emosional.
Yuk, ketahui apa saja deteksi dini kesehatan emosional pada anak, yaitu:
1. Amati Perilaku Harian Anak
Orang tua perlu mengamati kebiasaan dan perilaku anak sehari-hari. Perhatikan bagaimana respon anak ketika menyelesaikan suatu permasalahan. Apakah mereka cenderung emosional atau tenang ketika menghadapi permasalahan tersebut.
Waspadalah ketika terjadi perubahan pada sikap dan perilaku anak di luar kebiasaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain perubahan waktu tidur, penurunan minat anak dan timbulnya perilaku agresif. Perubahan ini bisa mengindikasikan adanya masalah emosional pada anak dan perlu penanganan dengan cepat.
2. Komunikasi Terbuka dengan Anak
Dalam lingkungan keluarga, sebaiknya orang tua menciptakan komunikasi secara terbuka dengan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak bebas berbicara mengenai perasaannya. Pentingnya komunikasi dengan anak secara terbuka bertujuan agar anak bisa mengungkapkan perasaannya tanpa ada rasa diabaikan atau takut dihakimi. Sering dijumpai orang tua kurang menghargai pendapat anak atau bahkan mengabaikannya. Walaupun terlihat sederhana, hal tersebut bisa menyebabkan anak mengalami gangguan secara emosional. Ketika hal ini terjadi, perilaku anak akan cenderung agresif sebagai pengungkapan perasaannya yang diabaikan.
3. Amati Pola Makan dan Tidur
Ketidakteraturan pola makan dan tidur pada anak seringkali dikaitkan dengan gangguan kesehatan emosionalnya. Hal ini bisa disebabkan karena permasalahan anak di sekolah atau di lingkungannya yang belum terselesaikan. Perubahan pola makan dan tidur anak secara drastis dapat menjadi indikasi adanya permasalahan pada kesehatan emosionalnya. Anak yang tertekan karena permasalahan yang belum selesai biasanya akan mengalami kesulitan tidur dan penurunan nafsu makan. Anak cenderung melamun dan susah berkonsentrasi yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan emosionalnya. Pada keadaan tertentu, hal ini menyebabkan gangguan kesehatan jasmaninya yang ditandai dengan penurunan berat badan.
Kesimpulan
Demikianlah beberapa deteksi dini gangguan kesehatan emosional anak yang perlu diperhatikan orang tua. Agar tidak berkelanjutan dan memengaruhi kesehatan emosionalnya di kemudian hari, orang tua sebaiknya meluangkan waktu yang lebih berkualitas dengan anak. Walaupun tidak bisa dipungkiri pada saat sekarang para orang tua lebih disibukkan pada dunia kerja, akan lebih baik apabila sesekali meluangkan waktu bersama anak ketika ada kesempatan.
Pemberian perhatian, berkomunikasi secara terbuka dan penyelesaian permasalahan yang tepat, orang tua secara tidak langsung telah membantu anak mengatasi masalah emosionalnya. Jadikan hal ini suatu kebiasaan agar terbangun fondasi yang kuat bagi kesehatan mental mereka di masa depan. Semoga bermanfaat.