Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Belakangan di media sosial ramai dengan pemberitaan salah satu artis Korea Selatan yang melakukan bunuh diri. Memang fenomena bunuh diri (bundir) marak sekali terjadi di negara asal Kpop itu. Hampir sama di Indonesia yang belakangan bahkan sampai sekarang masih sering terjadi tindakan bullying yang menjadi salah salah satu bagian dari fenomena cancel culture.
Lantas seperti apakah cancel culture itu? Adakah dampak positif dan negatifnya bagi kesehatan mental pelaku dan korban? Simak ulasannya di artikel berikut.
Contents
Mengenal Cancel Culture dan Penyebabnya
Berbicara mengenai cancel culture, erat kaitannya dengan media sosial yang menjadi sarana utama terjadinya fenomena ini. Cancel culture kebanyakan terjadi pada public figure dan tokoh masyarakat. Kondisi ini merupakan bentuk boikot masyarakat terhadap pribadi yang berperilaku kurang menyenangkan dan ofensif di dunia maya.
Ada beberapa definisi tentang cancel culture salah satunya dari Cambridge Dictionary yang mengatakan bahwa cancel culture adalah tindakan orang-orang yang berhenti dan menolak memberikan dukungan terhadap seseorang yang dianggap berperilaku kurang menyenangkan di ranah sosial media. Tidak hanya karena alasan kurang menyenangkan, namun juga karena beberapa penyebab lain.
Adanya fenomena ini diharapkan mampu membuat pelaku jera, mau meminta maaf dan bisa belajar dari kesalahan yang telah dibuat. Selain itu cancel culture tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya, diantaranya :
- Adanya perilaku kurang baik dari pelaku seperti melakukan dan mengatakan sesuatu yang kurang menyenangkan dan dianggap menyinggung.
- Tudingan adanya tindakan bullying.
- Melakukan tindakan pelecehan, pemboikotan, perilaku kasar dan kurang sopan.
Cancel culture membawa dampak yang begitu besar terhadap korbannya. Apalagi jika mereka itu adalah public figure, tokoh masyarakat ataupun orang-orang penting. Akan berdampak sekali pada karirnya dan hilangnya rasa kepercayaan dari masyarakat.
Dampak Cancel Culture bagi Kesehatan Mental
Di atas telah disinggung sedikit tentang dampak cancel culture terhadap korban. Sebenarnya tidak hanya korban saja yang terkena dampak dari cancel culture ini melainkan pelaku dan pengamat pun akan ikut terdampak.
Karir, pekerjaan, reputasi bahkan yang sangat parah bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang yang mengalami cancel culture. Puncaknya seseorang bisa melakukan tindakan bunuh diri. Sebagian orang yang menjadi korban ini bahkan mengalami konsekuensi yang ekstrem seperti ancaman pembunuhan.
Adanya rasa cemas, rasa terisolasi secara sosial, depresi dan penolakan secara akut makin memperburuk kondisi mental korban. Cancel culture sendiri pada dasarnya memiliki dampak positif dan negatif. Namun, hal ini juga bergantung pada bagaimana korban menyikapinya dan sejauh mana publik melakukannya. Berikut adalah beberapa dampak yang dialami korban, pelaku, bahkan pengamat cancel culture.
1. Korban Cancel Culture
Pada dasarnya fenomena cancel culture ini bertujuan membuat korban menjadi jera, memahami kesalahannya, memperbaiki dan mengambil langkah dan tindakan yang tepat dikemudian hari agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Namun, kenyataannya fenomena cancel culture belakangan justru mengarah pada tindakan bullying atau intimidasi yang membuat korbannya menjadi terisolasi, depresi, cemas, terkucilkan hingga mengarah kepada tindakan bunuh diri sebagai akibat dari terganggunya kesehatan mental korban.
2. Pelaku Cancel Culture
Merasakan berbagai emosi negatif seperti marah, kesal, frustasi bahkan dapat menurunkan tingkat empati pelaku terhadap korban merupakan dampak negatif cancel culture bagi pelakunya. Sejatinya cancel culture yang dilakukan tidak selalu berhasil membuat korbannya jera. Justru ada beberapa ada rang yang ada di sekitar lingkungan terjadinya cancel culture juga akan merasa cemas dan khawatir hal tersebut bisa saja terjadi terhadap dirinya. Timbulnya rasa ketakutan, khawatir akan kesalahan dan kekurangannya jika dijadikan sebagai cara untuk melawan.
Cara Mencegah Dampak Cancel Culture
Cancel culture tidak lepas dari pandangan dan perkataan orang lain yang tidak bisa seseorang kontrol. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dampak buruk dari cancel culture tidak mengganggu kesehatan mental.
- Perlu dipahami bahwa jejak digital tidak akan pernah hilang, maka usahakan untuk berfikir dua kali sebelum memposting sesuatu di sosial media.
- Jika sudah merasa cemas dengan sosial media, usahakan untuk melakukan detox media.
- Tidak mengkritik orang lain secara berlebihan. Usahakan sewajarnya dalam mengkritik.
- Tidak memposting konten di sosial media saat lagi emosi.
- Jika menjadi korban cancel culture, usahakan untuk bercerita dengan sahabat, teman atau orang yang dapat kamu percayai.
Kesimpulan
Cancel culture bukanlah hal yang mudah untuk dikendalikan karena berkaitan dengan pandangan orang lain terhadap seseorang. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan dikendalikan untuk mencegah dampak buruk dari cancel culture bagi kesehatan mental. Bercerita kepada orang yang tepat dan dapat dipercaya atau pergi ke psikolog akan sangat membantu dalam mengatasi dampak cancel culture bagi kesehatan mental.