AniAz Hady
Penulis Indscript
Penerapan parenting pada anak, tidak lepas dari peran perkembangan ilmu psikologi. Kemudian, salah satu dasar dan indikator berhasilnya parenting, tergantung dari peran psikologi perilaku. Oleh karenanya, pembahasan dan pembelajaran tentang hal itu perlu dikupas secara lebih khusus. Dengan harapan, agar bisa mendukung penerapan parenting anak yang lebih terarah ke depannya.
Sebagaimana diketahui, psikologi perilaku mempunyai peran penting dalam parenting anak. Ada dua konsep utama dalam psikologi perilaku yang digunakan untuk memotivasi atau mengubah perilaku seseorang, yakni Reward and Punishment. Konsep ini, menggunakan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) sebagai cara untuk memengaruhi atau mengendalikan tindakan seseorang.
Contents
Reward and Punishment
Reward adalah pemberian sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan, sebagai respons terhadap perilaku yang diinginkan. Tujuan dari pemberian reward adalah untuk memperkuat perilaku positif dan mendorong seseorang untuk mengulanginya.
Kemudian, punishment adalah tindakan yang diberikan, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Hukuman dimaksudkan untuk menciptakan asosiasi negatif terhadap perilaku tersebut. Sehingga akhirnya, seseorang akan cenderung menghindari perilaku tertentu itu di masa depan.
Tujuan dari Reward and Punishment
Reward bertujuan untuk memperkuat perilaku positif. Dilakukan dengan cara memberi insentif, agar perilaku tersebut diulang. Bentuknya bisa secara materi maupun non-materi. Contoh reward secara materi, dengan memberi hadiah fisik seperti uang, benda atau barang, atau bahkan makanan. Sedangkan reward non-materi misalnya: perhatian, pujian, pengakuan, dukungan, atau kebebasan.
Punishment bertujuan untuk mengurangi atau menghentikan, perilaku negatif atau yang tidak diinginkan. Biasanya, diterapkan dengan memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Jenisnya, ada berupa punishment yang positif dan negatif. Positive punishment misalnya, memberi hukuman fisik atau tugas tambahan. Sedangkan negative punishment bisa berupa mencabut hak untuk bermain, mengurangi uang jajan, atau membatasi penggunaan perangkat elektronik.
Dampak Buruk Penerapan Reward and Punishment secara Berlebihan
Penerapan reward and punishment yang berlebihan pada anak, dapat memberi dampak buruk yang signifikan pada tumbuh kembang mereka. Baik itu secara emosional, psikologis, maupun sosial mereka. Berikut adalah beberapa dampak buruknya:
1. Mengurangi Rasa dan Motivasi
Jika anak terlalu sering diberi hadiah atau penghargaan untuk setiap tindakan yang dilakukan, mereka bisa mulai tergantung padanya. Anak akan selalu mengharapkan hadiah eksternal untuk melakukan sesuatu. Ini dapat engurangi motivasi intrinsik mereka, karena tidak lagi menganggap itu penting. Akhirnya, mereka mengerjakan sesuatu hanya sebatas mengharap imbalan semata. Hukuman yang terus-menerus juga bisa membuat anak merasa, bahwa mereka selalu diawasi atau tidak dipercaya untuk membuat keputusan sendiri. Ini jelas akan mengurangi rasa tanggung jawab dan kemandirian mereka.
2. Meningkatkan Stres dan Kecemasan
Hukuman yang keras atau terlalu sering, dapat menyebabkan stres yang tinggi pada anak. Bahayanya, ini bisa berujung pada kecemasan, ketakutan, atau perasaan rendah diri. Anak bisa merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau selalu salah, yang dapat memengaruhi harga diri mereka. Anak yang selalu merasa tertekan untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman, dapat merasa terjebak dalam siklus kecemasan. Kemudian pada akhirnya, dapat merusak kesejahteraan emosional mereka.
3. Meningkatkan Perilaku Negatif atau Kebohongan
Mungkin, anak mulai berperilaku hanya untuk mendapatkan hadiah, penghargaan, atau pujian saja. Bukan karena mereka memahami nilai dari perilaku tersebut. Hal itu bisa mendorong anak untuk memanipulasi situasi agar mendapatkan imbalan, termasuk dengan cara yang tidak jujur. Bahkan bisa berujung, anak bisa menderita penyakit mitomania atau kebohongan kronis. Jika hukuman terlalu sering diterapkan, anak mungkin merasa cemas atau takut untuk mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Ini dapat mendorong mereka, untuk menyembunyikan kesalahan atau berbohong demi menghindari hukuman.
4. Meningkatkan Perilaku Menuntut
Anak yang terbiasa mendapatkan hadiah atau pujian untuk setiap tindakan, mungkin menjadi lebih menuntut dan kurang menghargai apa yang mereka miliki. Mereka bisa mulai mengharapkan hadiah untuk setiap hal kecil yang mereka lakukan. Ini dapat mengarah pada rasa tidak puas, jika hadiah tidak diberikan. Terlalu banyak hukuman, juga bisa membuat anak merasa semakin kesal dan memberontak. Mereka bisa menjadi lebih keras kepala atau melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, hanya untuk “melawan” batas-batas yang diterapkan.
5. Keretakan Hubungan dengan Orang Tua
Ketika pemberian hadiah atau hukuman lebih sering diterima daripada komunikasi yang penuh kasih sayang, anak bisa mulai merasa bahwa mereka hanya dihargai atau dihukum berdasarkan perilaku mereka, bukan karena mereka sebagai individu. Hal ini, lambat laun dapat merusak hubungan emosional antara orang tua dan anak. Anak mungkin mulai menghindari interaksi atau berbicara tentang masalah mereka dengan orang tua, karena takut mendapatkan hukuman atau tidak mendapatkan imbalan yang diinginkan.
6. Tidak Ada Nilai atau Pemahaman tentang Tanggung Jawab
Anak bisa kehilangan nilai bahwa tindakan baik atau perilaku positif, seharusnya dilakukan bukan hanya karena ada hadiah. Pemahaman, karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan tidak terbentuk. Hal ini mengurangi kemampuan anak, untuk memahami konsekuensi alami dari tindakan mereka. Hukuman yang berlebihan juga bisa membuat anak belajar untuk menghindari kesalahan karena takut dihukum, bukan karena mereka memahami konsekuensi dari perilaku tersebut.
7. Mengurangi Keterampilan Pemecahan Masalah
Anak yang terlalu bergantung pada reward atau punishment, mungkin kurang mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menghadapi tantangan secara mandiri. Mereka bisa kesulitan dalam membuat keputusan sendiri, tanpa harus menunggu imbalan atau takut dengan hukuman.
Penutup
Keseimbangan antara reward dan punishment sangat penting. Penerapan yang tepat dari keduanya, dapat membantu membentuk perilaku yang diinginkan. Sedangkan jika tidak berimbang, dapat berisiko menciptakan ketidakseimbangan emosional atau bahkan perilaku yang lebih buruk.
Jelas sekali, penerapan reward and punishment yang berlebihan pada anak, dapat menciptakan pola perilaku yang tidak sehat. Bahkan bisa menghambat perkembangan emosional dan sosial mereka. Sebagai gantinya, lebih baik menggunakan pendekatan yang lebih seimbang dan terarah. Fokus pada memberikan penghargaan yang tulus, mengajarkan konsekuensi alami dari sebuah tindakan, dan membangun komunikasi yang penuh kasih sayang serta empati. Dengan demikian, anak diharapkan bisa belajar bertanggung jawab atas setiap tindakan mereka. Kemudian, anak pun senantiasa merasa dihargai dan didukung secara emosional.