Jika Anda menerbitkan buku melalui penerbit, tentu akan mendapatkan dua pilihan, yaitu memilih royalty atau jual putus. Walaupun begitu, beberapa penerbit sudah punya kebijakan sendiri untuk hanya menggunakan sistem royalti, atau pada naskah tertentu harus menggunakan jual putus. Keduanya memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk sistem royalti, kisarannya sekitar 7-12 % per eksemplar buku yang terjual. Anda akan mendapatkan uang royalti sekitar per 6 bulan. Sedangkan jika menggunakan jual putus, maka Anda hanya mendapatkan sejumlah uang satu kali, biasanya di depan sebelum buku terbit. Terlepas berapa pun buku yang kelak terjual, Anda hanya mendapatkan uang satu kali tersebut.
Lalu, bagaimana pendapat anggota komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) sekaligus penulis? Apakah mereka lebih suka royalti atau jual putus? Simak jawabannya di:
IIDN: Pilih Royalty atau Jual Putus? Alasan?