Gaudensia Gordina
Penulis Indscript
Di zaman digital seperti sekarang, gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini akrab dengan perangkat ini, mulai dari ponsel hingga tablet. Orang tua membekali anak dengan gadget bukan tanpa alasan, melainkan untuk mempermudah komunikasi, memberikan hiburan, atau bahkan sekadar menenangkan anak saat rewel. Namun, masalah muncul ketika penggunaan gadget lepas kendali. Anak bisa mengakses berbagai informasi tanpa batas, termasuk yang belum sesuai usia mereka. Di sinilah peran penting orang tua dibutuhkan, bukan hanya memberi, tapi juga mendampingi dan membimbing.
Contents
Gadget Bermanfaat, Tapi Perlu Batas
Tak bisa dipungkiri, gadget menyimpan banyak manfaat. Ia memudahkan komunikasi, membantu proses belajar, bahkan melatih kemampuan berpikir dan motorik halus anak. Tapi di balik semua manfaat itu, penggunaan yang berlebihan bisa berdampak serius, terutama bagi kesehatan mental dan perilaku anak. Anak-anak adalah peniru ulung dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa pengawasan, mereka mudah terpapar konten negatif yang tersebar luas di media sosial. Inilah mengapa penggunaan gadget harus disertai pendampingan yang bijak dari orang tua.
Dampak Negatif Kecanduan Gadget pada Anak
Jika tidak dibatasi, penggunaan gadget secara berlebihan bisa menyebabkan:
a. Gangguan penglihatan
Mata lelah, kering, hingga risiko rabun jauh karena terlalu lama menatap layar.
b. Masalah tidur
Paparan cahaya biru dari layar bisa mengganggu kualitas tidur anak, membuat mereka sulit terlelap.
c. Sakit kepala
Ketegangan otak karena konsumsi informasi tanpa henti bisa menyebabkan sakit kepala dan stres.
Bahasa Kasih, Kunci Mengatasi Kecanduan Gadget
Menurut dr. Aisah Dahlan, setiap anak memiliki bahasa kasih utama, cara mereka merasa dicintai dan dipahami. Ada lima jenis bahasa kasih diantaranya pujian, waktu berkualitas, sentuhan fisik, pelayanan dan hadiah. Dengan mengenali bahasa kasih anak, orang tua bisa membimbing mereka dengan cara yang lebih lembut dan efektif, termasuk dalam mengelola penggunaan gadget.
Berikut cara menerapkan pendekatan bahasa kasih untuk mencegah kecanduan gadget pada anak:
1. Pujian
Anak yang bahasa kasihnya adalah pujian akan merasa dicintai saat menerima kata-kata positif. Misalnya, saat ia berhenti main gadget tepat waktu, berikan pujian seperti, “Kamu hebat, sudah bisa mengatur waktu dengan baik”, atau “Mama bangga kamu bisa berhenti nonton dan mulai belajar”. Kata-kata semacam ini membuat anak merasa dihargai dan lebih mudah diarahkan.
2. Waktu Berkualitas
Anak tipe ini sangat menghargai kehadiran orang tuanya. Ia senang jika ditemani belajar, bermain, atau sekadar duduk bersama. Kurangi waktu gadget dengan mengajaknya melakukan aktivitas bersama, seperti berkebun, merapikan kamar, atau menonton film edukatif bareng. Dengan begitu, anak merasa dipenuhi kebutuhan kasihnya, tanpa harus larut dalam layar.
3. Sentuhan Fisik
Pelukan, ciuman, usapan kepala, itulah bentuk bahasa kasih bagi anak dengan kebutuhan sentuhan fisik. Saat ingin meminta anak berhenti main gadget, rangkullah ia sambil bicara lembut. Sentuhan yang hangat akan membuat anak merasa nyaman dan lebih mudah diajak kerja sama.
4. Pelayanan
Anak dengan bahasa kasih ini senang dilayani dan suka membantu. Orang tua bisa menunjukkan kasih sayang lewat tindakan kecil, seperti membawakan camilan favorit atau membantu merapikan mainannya. Saat momen itu tiba, sisipkan ajakan untuk berhenti bermain gadget. “Mama bawain susu kesukaanmu, yuk sekarang waktunya istirahat dari HP ya.”
5. Hadiah
Bagi sebagian anak, hadiah adalah bentuk cinta. Tak harus mahal, bisa berikan stiker lucu, waktu bermain ekstra, atau makanan favorit pun bisa jadi motivasi. Berikan hadiah sebagai bentuk apresiasi saat anak berhasil mengurangi waktu bermain gadget.
Bahasa kasih adalah jembatan cinta, maka dengan pendekatan ini, anak tidak merasa dikekang, melainkan dimengerti. Mereka belajar bahwa perhatian orang tua bukanlah larangan semata, tapi bentuk cinta yang tulus. Sehingga, sangat penting bagi setiap orang tua untuk mengenali dan menggunakan bahasa kasih anak sebagai cara mendampingi mereka untuk tumbuh dengan sehat di tengah dunia digital yang serba cepat ini.
Yuk, kita jadikan rumah tempat paling nyaman bagi anak, bukan hanya dengan aturan, tapi dengan kasih yang penuh makna.