Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Maraknya kejahatan cyber seperti pemalsuan atau penipuan bukti transfer membuat sebagian masyarakat menjadi resah. Kecanggihan teknologi yang seharusnya membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah justru disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Teknologi AI ChatGPT yang mampu menghasilkan gambar bukti transfer mirip dengan aslinya dapat disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan cyber. Hal ini memungkinkan besarnya potensi penipuan di masa mendatang. Oleh sebab itu penting bagi kita, orang awam untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi bukti transfer palsu agar tidak menjadi korban penipuan dikemudian hari yang akan membuat kita rugi dalam hal keuangan.
Contents
Potensi Risiko Bukti Transfer Palsu Buatan AI
Bukti transfer palsu buatan AI ini jauh lebih berbahaya dan berpotensi menimbulkan risiko penipuan yang lebih besar. Kemampuan AI dalam menciptakan gambar dan mengedit bukti transfer yang sangat mirip membuka celah untuk melakukan tindak kriminal. Berikut adalah potensi risiko yang ditimbulkan.
1. Penipuan Jual Beli Secara Online
Risiko yang sering terjadi adalah penipuan online. Pelaku biasanya akan mengirimkan bukti transfer palsu ini ke penjual online. Penjual yang kurang teliti, tidak mengecek dan mengonfirmasi terlebih dahulu bisa menjadi korban penipuan.
2. Penipuan dengan Modus Bukti Transfer Kelebihan
Risiko lain, penipu menggunakannya dalam bentuk transfer yang melebihi harga produk atau jasa. Penjual yang lengah dan tidak mengecek bukti secara teliti bisa mengalami kerugian ganda.
3. Penipuan dalam Transaksi Bisnis
Dalam skala bisnis yang lebih besar, bukti transfer palsu dapat digunakan untuk menipu mitra bisnis yang bisa menyebabkan kerugian yang sangat besar.
4. Penipuan untuk Keperluan Ilegal
Potensi risiko lain dari penggunaan teknologi AI terutama pemalsuan bukti transfer adalah untuk keperluan illegal.
Bahayanya Bukti Transfer Palsu Berbasis AI
Sebenarnya pemalsuan bukti transfer ini bukanlah hal yang baru. Hanya saja akhir-akhir ini marak bukti transfer palsu berbasis AI yang jauh berbahaya dari aplikasi lain dan salah satu alasannya adalah
1. Kemudahan dalam Penggunaan ChatGPT
Kemudahan dalam pengoperasian ChatGPT membuat siapa pun bisa mengedit atau membuat bukti transfer palsu dengan mudah. Hanya dengan sedikit memberikan instruksi dengan detail ChatGPT mampu menghasilkan bukti transfer palsu yang sangat mirip dengan aslinya.
2. Potensi Realisme Lebih Tinggi
Alasan utama kenapa bukti transfer palsu berbasis AI ini berbahaya adalah hasil pembuatan gambar dan editannya sangat mirip dan realistis dengan aslinya. Sulit bagi orang awam untuk membedakannya jika benar-benar tidak teliti.
3. Skala Produksi yang Lebih Besar
Kemudahan dan kecepatan dalam mengedit dan menghasilkan gambar berpotensi besar membuat pelaku penipuan memproduksi dalam jumlah yang besar.
Tips Mendeteksi Bukti Transfer Palsu
Tidak mudah bagi orang awam untuk mendeteksi bukti transfer palsu, apalagi jika kelihatan sangat mirip. Meskipun begitu cara ini bisa dicoba.
1. Lakukan Pengecekan dan Tidak Langsung Percaya pada Bukti Transfer
Lakukan pengecekan terlebih dahulu saat menerima bukti transfer. Terutama pada konsumen, mitra baru atau orang yang tidak dikenal. Apalagi jika dirasa bukti transfer terlihat mencurigakan. Cek mutasi rekening dengan internet atau mobile banking untuk memastikan bahwa dana benar-benar sudah masuk.
2. Perhatikan Detail Bukti Transfer
Perhatikan detail bukti transfer dengan seksama. Meski sangat mirip pasti ada perbedaanya. Mulai dari logo, warna tulisan yang tidak jelas dan sedikit memudar, jenis dan ukuran font yang berbeda- beda serta tata letaknya yang kurang rapi dan berantakan.
3. Waspada dengan Bukti Transfer yang Tidak Lazim
Waspadalah untuk mengunduh bukti transfer yang memiliki format tidak lazim seperti APK karena kemungkina besar adalah malware. Bukti transfer umumnya berformat JPEG atau PNG.
4. Gunakan Layanan Notifikasi
Anda perlu mengaktifkan layanan notifikasi email atau SMS dari bank ketika ada dana yang masuk. Tujuannya adalah untuk mengecek benar tidaknya dana yang masuk.
5. Lakukan Konfirmasi ke Pihak Bank
Lakukan konfirmasi ke pihak bank jika Anda masih ragu dengan bukti transfer yang ada. Apalagi dengan jumlah nominal yang besar. Hal ini akan memperkecil risiko Anda mengalami penipuan.
6. Hati-hati dengan Pengembalian Dana
Ada berbagai modus penipuan berbasis bukti transfer. Salah satunya adalah Anda diminta untuk mengembalikan sejumlah dana karena kesalahan nominal transfer atau kelebihan transfer. Jika tidak jeli dan teliti modus seperti ini akan membuat Anda mengalami kerugian 2x lipat. Dana fake yang memang tidak ditransfer oleh penipu dan dana yang Anda kembalikan.
Kesimpulan
Meskipun AI mampu menghasilkan bukti transfer palsu yang sangat mirip namun jika diperhatikan dengan detail masih ada inkonsistensi pada hasil editannya. Jika memang merasa sulit membedakan bukti transfer palsu berbasis AI sebaiknya lakukan verifikasi terlebih dahulu ke pihak bank. Bisa juga dengan melakukan pengecekan dahulu terhadap dana yang masuk.