Lompat ke konten
Penyebab burnout pada gen Z
Beranda » Blog » Penyebab Burnout pada Gen Z dan Cara Mengatasinya

Penyebab Burnout pada Gen Z dan Cara Mengatasinya

Leni Nurindah
Penulis Indscript

Generasi Z adalah kelompok yang tumbuh dalam era digital dengan akses informasi yang cepat dan lingkungan yang  penuh tantangan. Mereka dikenal sebagai generasi yang adaptif, inovatif, dan ambisius. Namun, di balik  keunggulan tersebut, banyak dari mereka mengalami burnout, sebuah kondisi kelelahan fisik, mental, dan  emosional akibat tekanan yang berlebihan. Burnout bukan hanya dialami oleh pekerja kantoran, tetapi juga oleh  mahasiswa dan pelajar Gen Z. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab burnout pada Gen Z dan bagaimana cara mengatasinya.

Contents

Penyebab Burnout pada Gen Z

Berikut ini adalah beberapa penyebab burnout pada gen z:

1. Tekanan Akademik yang Tinggi

Salah satu penyebab utama burnout pada Gen Z adalah tekanan akademik yang tinggi. Persaingan dalam dunia  pendidikan semakin ketat, ditambah dengan tuntutan untuk mendapatkan nilai yang sempurna, mengikuti berbagai  kegiatan ekstrakurikuler, serta memperoleh beasiswa. Sistem pendidikan yang menuntut performa tinggi sering kali menyebabkan stres berlebihan, kecemasan, dan bahkan depresi di kalangan pelajar.

2. Beban Kerja yang Berat

Bagi Gen Z yang telah memasuki dunia kerja, beban kerja yang berat menjadi salah satu faktor pemicu burnout.  Dengan perkembangan teknologi, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi semakin kabur. Banyak  dari mereka yang bekerja di sektor kreatif atau digital marketing harus selalu siap sedia, bahkan di luar jam kerja.  Selain itu, kondisi ekonomi yang sulit membuat sebagian Gen Z harus bekerja lebih dari satu pekerjaan (side hustle) untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

3. Ketidakpastian Masa Depan

Gen Z tumbuh di tengah perubahan global yang cepat, seperti ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, dan  dampak pandemi. Banyak dari mereka merasa tidak yakin akan masa depan mereka, baik dalam hal pekerjaan  maupun kehidupan pribadi. Ketidakpastian ini sering kali menimbulkan kecemasan berlebih dan rasa putus asa  yang berujung pada burnout.

4. Pengaruh Media Sosial

Sebagai generasi yang selalu terhubung dengan internet, Gen Z sangat bergantung pada media sosial. Meskipun  media sosial dapat menjadi sumber inspirasi dan hiburan, tetapi juga bisa menjadi pemicu stres. Tekanan untuk  selalu tampil sempurna, mendapatkan validasi melalui jumlah like dan komentar, serta membandingkan diri dengan  orang lain dapat menyebabkan kecemasan sosial dan perasaan tidak cukup baik. Selain itu, paparan berita  negatif yang terus-menerus juga dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.

5. Kurangnya Dukungan Sosial

Di era digital ini, banyak interaksi sosial yang terjadi secara virtual daripada secara langsung. Akibatnya, beberapa  individu Gen Z merasa kesepian dan kurang mendapatkan dukungan emosional yang cukup dari keluarga maupun  teman. Kurangnya komunikasi yang mendalam dengan orang-orang terdekat dapat memperburuk kondisi mental  dan mempercepat terjadinya burnout.

6. Kurang Tidur dan Pola Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup yang tidak seimbang juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap burnout pada Gen Z. Kebiasaan  begadang karena tugas atau pekerjaan, konsumsi makanan cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik dapat  menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Pola tidur yang buruk juga memengaruhi produktivitas dan kestabilan
emosi seseorang.

Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout

Mengatasi burnout memerlukan kombinasi dari berbagai strategi yang mencakup aspek fisik, mental, dan  emosional. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan Gen Z untuk mengurangi risiko burnout:

1. Kelola Waktu dengan Baik

Buat jadwal yang realistis, tetapkan prioritas, dan berikan waktu istirahat yang cukup agar tidak merasa kewalahan  dengan tugas yang menumpuk.

2. Kurangi Paparan Media Sosial

Batasi waktu bermain media sosial dan hindari membandingkan diri dengan orang lain.

3. Jaga Kesehatan Fisik

Pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, serta rutin berolahraga untuk  menjaga kebugaran tubuh dan kesehatan mental.

4. Bangun Dukungan Sosial

Jalin hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan rekan kerja agar memiliki tempat untuk berbagi cerita dan  mengurangi stres.

5. Ambil Waktu untuk Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti membaca, menulis, atau bermeditasi agar pikiran  lebih rileks.

6. Cari Bantuan Profesional

Jika burnout sudah parah, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor guna  mendapatkan solusi yang lebih efektif.

Penutup

Burnout pada Gen Z adalah fenomena yang semakin marak terjadi akibat tekanan akademik, beban kerja yang berat,  ketidakpastian masa depan, pengaruh media sosial, kurangnya dukungan sosial, serta pola hidup yang tidak  sehat. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk memahami penyebab burnout dan mengambil langkah-langkah  untuk mengelola stres dengan lebih baik. Dengan pendekatan yang tepat, burnout dapat dicegah dan diatasi  sehingga generasi ini dapat tetap produktif dan sehat secara fisik maupun mental.