Leni Nurindah
Penulis Indsript
Di era digital yang semakin canggih ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun kehidupan sosial, penggunaan teknologi sudah tidak terhindarkan lagi. Meski memberikan banyak manfaat, penggunaan teknologi yang berlebihan juga membawa dampak negatif, salah satunya adalah munculnya technostres. Artikel ini akan membahas apa itu technostres, dampaknya terhadap individu, serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Contents
Apa Itu Technostres?
Technostres adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan stres yang dialami oleh individu akibat ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan teknologi baru atau karena penggunaan teknologi yang berlebihan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Craig Brod pada tahun 1984, yang mendefinisikan technostres sebagai “kondisi negatif yang disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi teknologi komputer secara sehat.” Seiring perkembangan zaman, definisi ini meluas tidak hanya pada komputer tetapi juga pada berbagai perangkat digital lainnya, seperti smartphone, tablet, dan media sosial.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan technostres, di antaranya adalah:
- Tekanan untuk selalu terhubung
Di era digital, banyak orang merasa harus selalu terhubung dengan internet atau media sosial. Tekanan ini dapat menyebabkan kelelahan mental dan emosional. - Banjir informasi
Volume informasi yang terus meningkat dan perlu dicerna oleh individu setiap harinya dapat membuat mereka merasa kewalahan. - Perubahan teknologi yang cepat
Perkembangan teknologi yang pesat menuntut individu untuk terus belajar dan beradaptasi, yang bisa menjadi sumber stres tersendiri.
Dampak Technostres
Dampak technostres bisa dirasakan baik secara fisik maupun psikologis. Dari segi fisik, technostres dapat menyebabkan kelelahan, gangguan tidur, nyeri kepala, serta gangguan penglihatan akibat terlalu lama menatap layar. Secara psikologis, technostres dapat memicu kecemasan, depresi, penurunan produktivitas, hingga menyebabkan gangguan hubungan interpersonal.
Salah satu dampak yang paling menonjol dari technostres adalah burn out atau kelelahan kronis. Burn out sering terjadi pada pekerja yang terus-menerus menggunakan teknologi tanpa jeda yang cukup, sehingga mereka merasa lelah secara fisik dan emosional, kehilangan motivasi, dan mengalami penurunan kinerja. Selain itu, technostres juga bisa mempengaruhi kesehatan mental dengan meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi.
Cara Mengatasi Technostres
Mengatasi technostres memerlukan pendekatan yang komprehensif, baik dari segi individu maupun organisasi. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak technostres:
1. Buat batasan penggunaan teknologi
Salah satu cara efektif untuk mengurangi technostres adalah dengan menetapkan batasan waktu penggunaan teknologi. Misalnya, membatasi waktu penggunaan smartphone atau media sosial, dan memastikan ada waktu tanpa teknologi setiap harinya, seperti pada saat makan atau sebelum tidur.
2. Manajemen waktu yang baik
Mengatur waktu dengan bijak untuk aktivitas yang memerlukan teknologi dan yang tidak, akan membantu mengurangi tekanan yang diakibatkan oleh teknologi. Buat jadwal harian yang seimbang antara pekerjaan, istirahat, dan aktivitas fisik.
3. Lakukan detoks digital
Mengambil jeda dari teknologi secara berkala, misalnya dengan melakukan detoks digital, bisa sangat membantu mengurangi technostres. Ini bisa dilakukan dengan berlibur tanpa perangkat elektronik atau menghabiskan waktu di alam.
4. Latih keterampilan pengelolaan stres
Mengembangkan keterampilan pengelolaan stres, seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan, dapat membantu individu mengatasi technostres dengan lebih baik. Keterampilan ini tidak hanya bermanfaat untuk mengelola stres teknologi tetapi juga untuk stres dalam kehidupan secara umum.
Penutup
Technostres adalah masalah nyata yang dihadapi oleh banyak orang di era digital ini. Dengan memahami apa itu technostres, dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya, individu dan organisasi dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif. Mengelola penggunaan teknologi dengan bijak adalah kunci untuk menghindari technostres dan menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kesejahteraan mental.