Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Menjaga kesehatan gigi berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. Tanpa disadari orang tua, ada beberapa kebiasaan anak yang dapat merusak kesehatan gigi. Entah itu kebiasaan yang berasal dari pola asuh orang tuanya atau murni datang dari dalam si kecil.
Tulisan ini akan membahas tentang kebiasaan-kebiasaan apa saja yang dapat merusak gigi anak, bagaimana cara perawatannya dan kira-kira kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter gigi. Simak ulasannya sebagaimana berikut.
Contents
Kebiasaan Apa Saja yang Dapat Merusak Gigi Anak?
Suka memakan makanan manis, permen, suka gigit jari kuku, mengisap jempol, menggertakkan gigi, menyikat gigi terlalu keras merupakan beberapa penyebab gigi anak menjadi rusak. Namun ada beberapa kebiasaan yang dapat dikatakan bisa mengganggu pertumbuhan gigi bahkan bisa menyebabkan kerusakan gigi.
1. Suka Menggigit Empeng
Kebiasaan menggigit empeng sering kali dianggap sebagai hal biasa yang dilakukan anak kecil karena banyak yang melakukannya. Sama halnya seperti mengisap jempol. Kebiasaan ini sebenarnya kurang baik untuk kesehatan gigi anak. Kegiatan ini bagi anak memang dapat menimbulkan rasa tenang, nyaman dan aman. Namun, bisa menyebabkan gigi anak tumbuh berantakan serta membuat anak kesulitan untuk mengunyah.
Anak di atas usia 3 tahun yang masih suka menggigit empeng dapat memengaruhi bentuk normal gigi dan juga rahang. Usahakan untuk segera menyapih anak dari empeng dan ajarkan anak untuk minum dari gelas.
2. Tidur Sambil Minum Susu
Kebiasaan lain yang dapat merusak gigi anak adalah tidur sambil minum susu, terutama minum susu dari botol dot. Kebiasaan mengedot ini dapat merusak rahang dan struktur gigi jika tidak segera dihentikan. Efek lainnya adalah menyebabkan gigi berlubang pada anak atau dikenal dengan karies botol susu.
3. Suka Menggigit Bibir
Suka menggigit bibir terutama bibir bawah juga dapat merusak gigi anak. Jika dilakukan hanya sesekali mungkin tidak berpengaruh. Namun jika sudah menjadi sebuah kebiasaan maka akan memiliki efek pada tumbuh kembang gigi. Gigi akan tumbuh berantakan dan dapat menyebabkan susunan gigi dan rahang menjadi tidak normal. Tentunya, ini bergantung dari durasi, frekuensi dan intensitasnya. Kebiasaan lain yang menimbulkan efek yang sama adalah menjulur-julurkan lidah dan kebiasaan mendorong gigi menggunakan lidah.
Bagaimana Cara Merawat Gigi dengan Benar?
Perawatan gigi yang benar untuk anak sejatinya dimulai sejak masih bayi. Meski belum tumbuh gigi, orang tua dapat membersihkan gusi anak menggunakan kain lembut. Lakukan pembersihan gusi setidaknya dua kali sehari terutama setelah bayi menyusu atau makan. Dan ketika sudah mulai tumbuh gigi, berikut perawatan yang bisa dilakukan.
- Cara pertama adalah dengan menyikat gigi anak secara teratur. Dua kali sehari di waktu pagi dan malam. Sebaiknya gunakan pasti gigi khusus anak, hindari penggunaan pasta gigi berfluoride untuk menghindari tertelan saat anak menggosok gigi.
- Jangan sering makan makanan manis untuk menghindari penumpukan gula karena dapat mengakibatkan karies gigi.
- Hindari penggunaan gelas, mug atau peralatan makan lainnya karena bisa menyebabkan transfer bakteri dari orang tua ke anak. Sebaiknya orang tua juga menjaga dan merawat kesehatan gigi sebagai teladan anak.
- Usahakan untuk mengatur jadwal makan yang teratur. Setidaknya dengan makan yang teratur, anak tidak akan makan lagi setelah gosok gigi malam. Ini akan sangat membantu kesehatan gigi karena anak tidur dalam kondisi gigi yang bersih.
- Terakhir, jangan lupa membawa anak ke dokter gigi secara rutin. Apalagi jika anak sudah memiliki masalah dengan kesehatan giginya.
Waktu yang Tepat Membawa Anak Ke Dokter Gigi
Dianjurkan membawa anak ke dokter gigi ketika anak mulai tumbuh gigi. Bisa juga ketika Anda mendapati plak yang berwarna hitam atau coklat untuk segera ke dokter gigi. Melakukan gosok gigi yang rutin dan pemeriksaan ke dokter secara teratur disarankan untuk menjaga kesehatan gigi. Namun, jika tidak ada masalah yang serius terkait kesehatan gigi, pemeriksaan dapat dilakukan setahun sekali. Disarankan juga untuk membawa anak usia 7-8 tahun ke spesialis ortodonti saat gigi geligi mulai bercampur. Perawatan ini bertujuan untuk memantau tumbuh kembang gigi serta susunan gigi geligi sejak masih anak- anak hingga dewasa.
Penutup
Itulah beberapa kebiasaan yang dapat merusak gigi anak. Perawatan yang baik dan benar serta diimbangi pemeriksaan gigi secara teratur akan sangat membantu kesehatan gigi yang berdampak pula pada tumbuh kembang anak.