Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Setiap orang tua pasti pernah merasakan yang namanya kelelahan saat mengasuh anak. Merupakan hal wajar jika ini terjadi. Kondisi ini biasanya disebut dengan istilah parental burnout. Semacam stres yang tidak biasa yang sering dialami oleh orang tua. Meski tidak semua orang mengalaminya. Rata-rata parental burnout dialami oleh ibu muda yang baru memiliki anak atau orang tua yang memiliki banyak anak dengan jarak usia yang berdekatan.
Kondisi orang tua yang mengalami parental burnout harus segera ditangani karena akan berdampak buruk bagi ibu dan juga anak jika dibiarkan berlarut-larut. Maka jangan segan jika dalam mengasuh mengalami kelelahan, Anda dapat mengomunikasikan ke pasangan atau meminta bantuan orang lain.
Contents
Apa Itu Parental Burnout?
Menurut American Psychological Association (APA), parental burnout ialah suatu kondisi kelelahan yang dirasakan oleh orang tua ketika mengasuh anak. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena orang tua mengalami kelelahan jangka panjang dan juga stres sehingga timbul perasaan bersalah saat mengasuh dan juga secara emosional merasa jauh dengan anak.
Setidaknya ada empat kondisi kelelahan yang dialami oleh orang tua. Apabila ini tidak diatasi akan memicu depresi bagi orang tua sehingga dapat menimbulkan rasa tidak bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Berikut adalah keempat kondisi kelelahan yang biasanya dialami oleh orang tua.
- Adanya jarak antara orang tua dan anak dalam ikatan emosional.
- Adanya rasa muak, tidak senang menjadi orang tua atau menjalani peran sebagai orang tua.
- Adanya perbedaan situasi dan kondisi orang tua sekarang dengan sebelumnya.
- Peran sebagai orang tua yang membuat seseorang mengalami kelelahan.
Apa Gejala yang Dialami?
Seseorang yang mengalami parental burnout tentu saja mengalami gejala-gejala yang mengarah ke kondisi tersebut. Bisanya gejala ini jarang disadari oleh mereka yang mengalaminya sendiri. Berikut gejala seseorang mengalami parental burnout.
1. Mengalami Gangguan Tidur
Orang yang mengalami parental burnout akan mengalami gangguan pola tidur atau kesulitan untuk tidur. Rasa lelah dan perasaan cemas yang datang akan membuat dirinya sulit untuk beristirahat, pola tidur menjadi terganggu dan berakibat pada kesehatan tubuh.
2. Sering Lupa dan Mudah Marah
Rasa lelah juga memicu seseorang untuk mudah marah, mudah tersinggung dan lainnya. Selain itu juga mudah lupa. Tak jarang anak atau orang-orang di sekitar akan menjadi sasaran kemarahan oleh mereka yang mengalami parental burnout dan rasa lelah yang berkepanjangan.
3. Merasa Terisolasi
Ada kalanya orang yang mengalami parental burnout ini merasa terisolasi. Merasa dirinya kurang berguna, tidak punya teman dan lain sebagainya. Apalagi jika tidak mendapat dukungan dari orang-orang sekitar. Risiko stres dan depresi jadi menghantui.
4. Mengalami Stres atau Depresi
Orang yang mengalami stres pun dapat memicu terjadinya parental burnout begitu juga sebaliknya. Parental burnout bisa dikatakan sebagai bentuk stres yang tidak biasa. Bisa menjadi depresi jika sudah dalam tahap yang serius dan tidak ditangani dengan baik.
Perbedaan Antara Parental Burnout dan Stres
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa parental burnout ini merupakan bagian dari stres yang tidak biasa. Meski kelihatan sama, namun terdapat sedikit perbedaan diantara keduanya. Jika Anda mengalami stres maka emosi yang terjadi sering meledak-ledak, sedangkan emosi yang terjadi saat mengalami burnout akan terasa hampa. Energi juga akan terkuras habis saat Anda mengalami stres dan ketika mengalami burnout tidak adanya motivasi dan harapan.
Stres biasanya memicu kecemasan dan burnout biasanya memicu terjadinya depresi. Di samping itu pula stres cenderung akan merusak fisik dan memicu perasaan ingin bunuh diri, sedangkan burnout lebih merusak emosi dan menjalani kehidupan tanpa arti dan tujuan.
Penyebab dan Cara Mengatasi Parental Burnout
Untuk menangani atau mengatasi parental burnout, akan lebih baik jika dicari penyebabnya terlebih dahulu. Beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar bisa menjadi penyebab terjadinya parental burnout, diantaranya:
- Kurangnya kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik.
- Kurangnya pengetahuan tentang pola asuh anak.
- Kondisi keluarga yang kurang mendukung.
- Adanya sifat perfeksionis yang ada dalam diri orang tua.
- Menanggung beban mengasuh anak dan bekerja secara bersamaan.
Itulah beberapa penyebab seseorang bisa terkena parental burnout dalam mengasuh anak. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut adalah
1. Utarakan Perasaan Anda
Dengan banyak mengomunikasikan apa yang Anda rasakan ke pasangan, keluarga atau orang di sekitar Anda yang dirasa mampu membantu.
2. Jaga pola makan dan hidup sehat
Jangan terlalu banyak makan makanan manis karena makanan ini memang bisa mengalihkan perasaan Anda namun hanya sesaat. Banyak konsumsi air mineral,sayur dan juga buah akan sangat baik untuk menjaga kesehatan.
3. Jangan Lupa Olah Raga
Olah raga yang cukup dapat membantu mengatasi burnout karena pada dasarnya fokus Anda akan teralihkan. Dengan berolahraga akan meningkatkan hormon yang membuat Anda merasa bahagia dan rileks.
4. Meminta Bantuan Kepada Profesional
Jika Anda sudah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi parental burnout dan belum menunjukkan tanda- tanda yang lebih baik, maka Anda bisa memintai bantuan ke profesional untuk mendampingi dalam proses penyembuhan dan pemulihan kondisi.
5. Hilangkan Rasa Bersalah
Biasanya perasaan bersalah karena tidak bisa mengurus dan mengasuh anak dengan baik timbul dari sifat perfeksionis dalam diri. Hilangkan rasa tersebut dan pelan-pelan dalam mengasuh anak. Tidak semua harus sesuai standar yang Anda buat.
Kesimpulan
Parental burnout bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, lebih baik mencegah terjadinya parental burnout dari pada mengatasi. Pencegahan bisa dilakukan dari mengenal emosi lebih lanjut dan melakukan screening emosi dari segala aspek perasaan dan pikiran. Demikianlah informasi seputar parental burnout, semoga bermanfaat dan membantu sesama.