Ineng Listiana
Penulis Indscript
Sebagian kuliner daaerah Sumatra, seperti Lampung, Palembang, Jambi, dan Bangka, banyak menggunakan bahan ikan sebagai bahan utama atau bahan tambahan. Salah satunya adalah burgo, sarapan khas daerah Jambi. Burgo dimakan dengan kuah santan yang dicampur dengan ikan atau udang. Burgo sendiri berbentuk seperti dadar gulung tebal berwarna putih terbuat dari tepung beras dan sagu. Burgo dipotong-potong membentuk lingkaran-lingkaran seperti gulungan dari potongan mie pipih besar, padahal itu berasal dari gulungan burgo yang dipotong. Kuah burgo terbuat dari santan yang diberi bumbu dan daging ikan atau udang.
Penyajian burgo adalah dengan menyiram potongan lingkaran burgo dengan kuah santan. Sebagai pelengkap, hidangan ini ditaburi bawang goreng, lalu diberi sambal. Rasa gurih dari burgo sangat nikmat ditambah rasa pedas dari sambal. Terkadang penikmat burgo menambah irisan telur rebus sebagai penambah cita rasa burgo.
Contents
Sejarah Burgo
Bila ditelusuri dari sejarah, burgo berasal dari Palembang (www.id.wikipedia.org, 2023). Burgo yang terbuat dari tepung beras dan sagu ini diciptakan berawal dari pasokan beras yang baru tersedia di Palembang pada masa Kesultanan Palembang Darussalam 200 tahun yang lalu. Beras yang mereka beli berasal dari Jawa dan Siam (www.penelitianpariwisata.id, 2023). Masyarakat Palembang pada saat itu juga memanfaatkan ikan gabus yang banyak terdapat di Sungai Musi untuk melengkapi hidangan burgo dalam bentuk kuah santan rasa ikan.
Burgo berasal dari kata “bubur” dan “sego”. “Sego” berarti nasi. Nasi juga berasal dari beras seperti burgo yang berasal dari tepung beras. Oleh karena itu dinamakan burgo yang berasal dari istilah “sego”. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menetapkan burgo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang berasal dari Propinsi Sumatra Selatan pada tahun 2021 (www.id.wikipedia.org, 2023). Warisan ini telah menyebar ke
daerah sekelilingnya, seperti Jambi, Bangka, dan Belitung. Hal ini membuat burgo semakin dikenal di Pulau Sumatra.
Resep Burgo
Bahan-bahan burgo terdiri dari tepung beras dan tepung sagu. Bahan-bahan ini dicampur dengan air membentuk adonan seperti panekuk, lalu didadar hingga menjadi lebar dan digulung. Burgo berwarna putih bila sudah matang. Kuah burgo menggunakan santan yang dibumbui dengan garam, bawang putih, ketumbar, lengkuas, dan daun salam.
Cara memasaknya adalah, pertama bumbu dihaluskan lalu ditumis. Setelah bumbu berbau harum, masukkan santan dan daging ikan, masak sampai matang. Kuah burgo yang matang berwarna putih. Biasanya ikan yang digunakan pada kuah burgo adalah ikan gabus yang melimpah di daerah Jambi dan Palembang. Namun apabila menginginkan ikan lain, dapat juga menggunakan ikan teri atau ikan lainnya sesuai selera. Pengganti ikan yang paling murah adalah ebi yang tidak jauh beda lezatnya dengan ikan setelah diolah bersama kuah santan.
Penyajian burgo adalah dengan memotong burgo menjadi beberapa lingkaran gulungan, lalu disiram kuah santan. Sebagai pelengkap sajian, dapat ditambahkan bawang goreng sebagai taburan dan sambal. Selain itu juga bisa ditambahkan sedikit perasan jeruk nipis dan irisan telur rebus sesuai selera.
Burgo Sebagai Sarapan Gurih Cocok Untuk Berbagai Usia
Tekstur burgo yang lembut dan kenyal sangat mudah untuk dicerna, apalagi dipadu dengan kuah santan yang gurih. Cita rasa burgo terutama terletak pada kuahnya yang gurih dan mengandung rasa ikan. Tanpa kuah tersebut, burgo tidaklah lengkap rasanya.
Bila anda tinggal di Kota Jambi, sangat mudah menemukan kuliner khas Jambi ini hampir di setiap jalanan Kota Jambi di pagi hari. Dari anak-anak sampai lansia, semua dapat menikmati burgo yang lezat ini. Selain kelezatan rasanya, gizi yang terkandung dalam bahan-bahannya, terutama ikan, sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Sumber gambar: cookpad.com