Siti Uliyah
Penulis Indscript
Memiliki seorang anak merupakan suatu kebahagiaan dan juga kebanggaan bagi orang tua. Namun dalam menjalaninya tentu ada suka dan duka yang harus dihadapi. Tantangan dan liku-liku dalam mendidik anak pada setiap orang tua pasti berbeda-beda. Ada orang tua yang merasa bangga memiliki anak-anak yang berbudi pekerti dan santun, ada pula yang memiliki anak-anak dengan perangai buruk.
Mengapa bisa demikian? Adakah perbedaan dalam mendidik anak sehingga memiliki perangai yang berbeda itu? Jawabannya tentu ada. Mungkin saja anak yang berperangai baik telah mendapatkan pendidikan yang tepat dari orang tuanya. Sedangkan anak yang berperangai buruk mendapatkan pendidikan yang belum tepat dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Sesungguhnya anak-anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang belum memiliki coretan di atasnya. Kitalah sebagai orang tua yang menorehkan tinta-tinta ke dalam hati mereka. Apakah torehan itu bagus atau buruk, tentunya orang tua menjadi faktor pendukung dalam terbentuknya karakter dan perilaku anak-anak di masa mendatang. Untuk itu, mari kita pelajari kesalahan apakah yang tidak disadari kebanyakan orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Contents
Kesalahan Mendidik Anak
Ada 8 kesalahan dalam mendidik anak yang mungkin bisa orang tua perhatikan, mari kita bahas satu-persatu kesalahan tersebut:
1. Memberikan Contoh yang Buruk
Tahukah Anda bahwa anak adalah seorang peniru yang ulung. Apa saja yang dilakukan orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat cepat di serap dan ditirukan oleh mereka. Orang tua menjadi contoh dan panutan yang paling mendominasi dalam kehidupan anak-anak. Mungkin Anda tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari telah memberikan banyak contoh yang buruk. Misalnya Anda berteriak saat marah, membanting barang, memukul atau memberikan kata-kata yang cukup kasar, membuang sampah sembarangan dan juga contoh-contoh buruk lainnya. Jika demikian yang terjadi jangan salahkan jika anak-anak Anda pun menirukan contoh buruk yang diberikan. Oleh karena itu, mulailah dari diri terlebih dulu untuk memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari anak.
2. Sering Menakut-nakuti
Salah satu kesalahan mendidik anak adalah sering menakut-nakuti. Orang tua beranggapan bahwa dengan menakut-nakuti, sang anak akan menjadi penurut dan mematuhi semua perintahnya. Sering kali kita melihat orang tua yang menakut-nakuti anaknya ketika menangis. Misalnya jangan menangis nanti disuntik pak dokter, awas ada hantu, awas nanti bu guru marah, awas nanti ditangkap polisi dan lain sebagainya. Dampaknya adalah anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan tidak percaya diri hingga mereka dewasa.
3. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
Kebiasaan orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain merupakan sebuah kesalahan dalam mendidik anak. Meskipun tujuannya agar anak memiliki motivasi agar mengubah kebiasaannya, namun ternyata hal ini malah akan membuat anak merasa tidak percaya diri. Membandingkan anak dengan orang lain juga akan menimbulkan rasa cemburu sehingga mereka lebih cenderung melakukan hal-hal tercela contohnya melakukan kecurangan seperti mencontek ketika ujian. Dia akan melakukan hal apa pun untuk mendapat pujian dari orang tuanya meskipun dengan cara yang salah. Oleh karena itu berilah pujian sesering mungkin pada anak dan berhentilah
membandingkan anak Anda dengan orang lain.
4. Tidak Memberikan Kasih Sayang yang Cukup
Kesibukan kedua orang tua yang bekerja acap kali menjadi pemicu seorang anak mendapatkan kasih sayang yang kurang. Menghabiskan waktu untuk bekerja dibandingkan bersama anak bisa membuat anak merasa kesepian sehingga mencari perhatian di luar. Beruntung jika anak mendapatkan teman-teman yang baik di luar sana, jika berteman dengan anak yang kurang baik perilakunya, maka jangan salahkan jika perilaku anak kita pun kurang baik juga. Sejatinya memberikan kasih sayang bukan hanya memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan saja namun juga perhatian, cinta kasih dan juga rasa nyaman. Seorang anak yang mendapatkan kasih sayang yang penuh dan kepedulian yang menyeluruh, ia akan menjadi pribadi yang taat, percaya diri, disiplin dan mudah diatur.
5. Tidak Menyikapi Kesalahan Anak dengan Sabar
Perlu kita pahami bahwa tidak ada satu orang anak pun yang bebas dari melakukan kesalahan dalam hidupnya. Sesungguhnya anak ada dalam fase pertumbuhan dengan selalu mencoba hal-hal baru yang ia temui dari orang tua dan sekitarnya. Pikirannya belum mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah selayaknya orang dewasa. Pengaruh luar yang terkadang positif dan negatif juga memiliki andil saat mereka melakukan kesalahan. Kita sebagai orang tua sebaiknya menanggapinya dengan penuh pengertian dan kesabaran. Jangan mendahulukan emosi atau bahkan melakukan tindakan kekerasan ketika anak melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan itulah yang terkadang menjadi bahan pembelajaran untuknya di masa depan. Berilah pengertian dan juga penjelasan dengan sabar dan tulus agar anak mengerti hal-hal apa saja yang baik dan apa saja yang salah, sehingga mereka bisa menghindarinya di masa yang akan datang.
6. Terlalu Mengobral Janji
Memberikan janji agar anak melakukan suatu pekerjaan bisa saja menjadi sebuah motivasi agar sang anak lebih giat dalam berusaha. Namun jika janji ini terlalu sering diberikan agar anak mau melakukan sesuatu akan berdampak pada perilaku anak. Misalnya “Bila kamu melakukan ini, kami akan beri hadiah ini”. Tidak ada salahnya jika orang tua ingin memberi motivasi dengan menghadiahkan sesuatu jika berhasil melakukan hal yang baik. Namun terlalu sering mengobral janji pada hal-hal yang kecil akan berdampak hilangnya nilai dari sebuah hadiah. Hindari memberikan janji pada aktivitas yang memang menjadi kewajiban sang anak ataupun aktivitas yang berulang-ulang. Berilah janji pada pencapaian anak saat sang anak benar-benar melakukan hal dengan maksimal dan sungguh-sungguh. Memberikan janji hadiah pada hal yang kecil atau hal yang memang seharusnya dilakukan sang anak, akan membuat mereka menjadi materialistis dan nantinya mereka hanya akan melakukan sesuatu jika mendapatkan janji hadiah saja. Jika hal ini dibiasakan dan terbawa sampai dewasa, ini akan membawa pengaruh buruk pada mereka. Mungkin saja di masa depan anak Anda terbiasa meminta hadiah atau suap untuk melakukan suatu pekerjaan.
7. Terlalu Memanjakan Anak
Kebahagiaan memiliki seorang anak terkadang membuat orang tua ingin selalu membuat anak bahagia dengan memenuhi apa pun yang diinginkan. Namun terkadang, banyak orang tua yang terlalu memanjakan anaknya untuk menunjukkan kasih sayang. Terlalu dimanjakan juga akan membuat anak lebih egois, lemah dan implusif dalam melakukan segala hal. Mereka tidak bisa melakukan semua dengan sendiri karena terlalu sering mendapatkan bantuan dari orang tuanya. Hal ini pun akan berdampak buruk jika anak dewasa nanti.
8. Tidak Kompak Dalam Mendidik Anak
Ketidakkompakan orang tua dalam mendidik anak akan menyebabkan keguncangan padadiri anak. Sebagai orang tua yang menginginkan pertumbuhan optimal sebaiknya sepakat dengan berbagai hal dalam memberikan pendidikan untuk anak. Misalnya apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak boleh. Perbedaan pendapat bahkan perbedaan metode pendidikan akan membuat anak merasa bingung mana yang harus dia ikuti, karena tidak adanya aturan yang jelas. Sebaiknya kekompakkan ini tidak berlaku hanya untuk orang tua saja, tetapi seluruh anggota keluarga contohnya kakek, nenek, kakak dan juga anggota keluarga lainnya.
Penutup
Demikianlah beberapa kesalahan mendidik anak. Sebagai orang tua pastinya kita menginginkan pendidikan yang baik untuk anaknya. Dengan belajar dan mengetahui pendidikan atau kebiasaan yang buruk yang bahkan selama ini banyak orang tua tidak ketahui, diharapkan akan memberikan kesadaran dan mengubah gaya mendidik anak yang lebih baik lagi.