Adila Rarasthika
Penulis Indscript
Setiap penulis pasti pernah merasa kurang puas dengan tulisan yang dibuatnya. Baru menulis satu kalimat sudah berhenti dan menghapus kata per kata. Seringnya menyunting tulisan dapat membuat karya penulis, lama untuk diselesaikan bahkan bisa saja tidak selesai. Selain itu, banyaknya hambatan internal dan eksternal untuk menyelesaikan tulisan juga semakin membuat rasa percaya diri untuk menulis menurun.
Berikut ini 5 hal yang membuat penulis merasa insecure dengan karyanya dan patut dihindari.
Contents
Pertama, Ide atau Gagasan yang Dipilih Kurang Menarik
Ketika menentukan ide, penulis kerap dihantui oleh kebingungan dalam menentukannya. Ragu dalam memilih ide dapat menimbulkan rasa insecure terhadap tulisan seorang penulis. Sebaiknya, pilihlah ide dari hal-hal terdekat dan paling dikuasai agar mudah dituangkan dalam tulisan. Lakukan eksplorasi ide bersamaan dengan hobi yang disukai seperti jalan-jalan, wisata kuliner, berkebun, bersepeda, diskusi dengan komunitas menulis, mengikuti kelas menulis dan sebagainya.
Kedua, Kurang Riset dalam Mencari Referensi Tulisan
Ada kalanya tema yang akan ditulis bukan hal yang diminati oleh penulis. Penulis juga tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut sehingga merasa tulisan yang dihasilkan kurang maksimal. Hal seperti itu bisa diatasi dengan cara riset mencari referensi tulisan agar kita semakin mudah menulis. Perkaya wawasan dan pengetahuan mengenai tema tulisan dengan membaca buku, menelusuri artikel, menonton video, dan mencari akun di media sosial yang membahas tema tersebut. Semua riset tulisan bisa dilakukan dengan maksimal, selama penulis rajin berselancar mencari informasi tentang tema tulisan tersebut.
Ketiga, Merasa Tulisan Orang Lain Lebih Bagus
Pada saat membuat tulisan, sering kali penulis membaca karya sejenis milik orang lain. Salah satu tujuannya agar penulis, bisa membahas sisi lain yang belum sempat diulik di tulisan yang sudah ada. Tapi sayangnya, hal itu kadang menimbulkan rasa tidak percaya diri dan membandingkan tulisan orang lain lebih bagus darinya. Sewaktu mengalami hal seperti ini seharusnya penulis kembali memperbaiki mindset untuk tidak menyerah dan tetap konsisten berlatih meningkatkan kualitas tulisan.
Keempat, Ingin Membuat Tulisan yang Sangat Sempurna
Menginginkan tulisan yang dihasilkan sangat sempurna itu cukup sulit. Buat saja tulisan seoptimal mungkin lalu edit sebisa yang kita mampu. Bila harus menunggu sampai tulisan dibuat sampai benar-benar sempurna tentu akan membuat kita tidak disiplin pada batasan waktu menulis. Bisa saja seharusnya kita sanggup membuat satu hari tiga artikel menjadi satu artikel saja, itu pun baru selesai setengah tulisan. Sebab waktu menulis yang disediakan habis untuk mengedit tulisan sampai terlihat sempurna versi kita.
Kelima, Khawatir Tulisan akan Dikritik Orang Lain
Selesai tulisan dibuat, terkadang masih ada sikap overthinking pada penulis. Takut tulisan yang dibuatnya masih banyak kekurangan dan tidak diterima pembaca dengan baik. Bahkan khawatir ada orang lain yang mengkritik karyanya. Padahal seandainya ada orang lain yang memberikan kritik pada karya kita cukup terima dengan bijak saja. Kritik orang lain menunjukkan adanya sikap peduli dan perhatian terhadap karya kita.
Penutup
Tulisan yang tidak kunjung selesai tersebut menunjukkan bahwa masih adanya sifat perfeksionis yang berlebihan pada seorang penulis. Ingin membuat tulisan yang sempurna minim penyuntingan, sebenarnya adalah hal yang mustahil. Pasti kita akan menemukan kekurangan dari tulisan kita melalui sudut pandang pembaca. Sekelas penulis profesional pun pasti pernah dikritik pembaca dan mengalami revisi berkali-kali dari editor. Semua itu adalah bagian dari proses belajar membuat karya tulisan yang baik. Maka, kelima hal yang membuat penulis insecure dengan karyanya patut dihindari sejak awal menulis.