Lompat ke konten
Beranda » Blog » 10 Teknik Wawancara Untuk Membuat Buku Nonfiksi yang Menginspirasi

10 Teknik Wawancara Untuk Membuat Buku Nonfiksi yang Menginspirasi

Karunia Sylviany Sambas
Penulis Indscript

Anda telah memutuskan untuk menulis buku nonfiksi yang berpotensi menginspirasi banyak pembaca. Salah satu  langkah kunci dalam proses ini adalah wawancara dengan orang lain.

Contents

Kunci untuk Menemukan Ide Menulis Buku Nonfiksi yang Menginspirasi

Berikut teknik-teknik efektif yang dapat Anda terapkan saat melakukan wawancara dengan individu yang memiliki  pengalaman atau pengetahuan yang relevan dengan topik Anda. Ini adalah sarana penting untuk menemukan ide  agar mudah menulis buku nonfiksi yang menginspirasi.

1. Persiapkan Diri dengan Baik

Sebelum Anda memulai wawancara, persiapkan diri Anda dengan baik. Pelajari latar belakang dan karya-karya  orang yang akan Anda wawancarai. Perhatikan pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan, dan pastikan Anda  memiliki pemahaman yang kuat tentang topik utama buku Anda. Persiapan yang matang akan membantu Anda  memimpin wawancara dengan percaya diri.

2. Jalin Hubungan dan Kredibilitas

Ketika Anda mulai wawancara, luangkan waktu untuk membangun hubungan baik dengan narasumber Anda.  Perkenalkan diri Anda dengan baik, jelaskan tujuan wawancara, dan berikan alasan mengapa Anda menganggap  mereka memiliki wawasan berharga. Ini akan membantu mereka merasa lebih nyaman dan mungkin lebih bersedia  berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka. Bergabung dengan komunitas menulis akan membantu Anda  menemukan referensi lebih banyak tentang cara membangun hubungan baik dengan narasumber.

3. Ajukan Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka adalah kunci untuk menggali informasi yang mendalam. Hindari pertanyaan yang hanya dapat  dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Sebaliknya, gunakan pertanyaan seperti “Bagaimana Anda menghadapi tantangan  ini?” atau “Apa pandangan Anda tentang perkembangan terbaru dalam topik ini?” Pertanyaan semacam ini memberi ruang pada narasumber untuk berbicara secara mendalam.

4. Dengarkan dengan Aktif

Saat narasumber berbicara, dengarkan dengan aktif. Jangan tergesa-gesa untuk mengajukan pertanyaan berikutnya.  Berikan perhatian penuh pada apa yang mereka katakan, dan berikan respons yang menunjukkan  bahwa Anda benar-benar mendengarkan. Ini tidak hanya menghormati narasumber Anda, tetapi juga dapat mengungkapkan informasi tambahan yang berharga.

5. Ajukan Pertanyaan Penjelasan

Jika Anda tidak sepenuhnya memahami sesuatu yang dikatakan oleh narasumber, jangan ragu untuk meminta  penjelasan lebih lanjut. Pertanyaan seperti “Dapatkah Anda menjelaskan lebih detail tentang itu?” atau “Apa yang  Anda maksud dengan itu?” akan membantu Anda memahami dengan lebih baik dan mencegah kesalahpahaman.

6. Fokus pada Cerita-Cerita Pribadi

Cerita-cerita pribadi sering kali menjadi harta karun dalam wawancara. Minta narasumber untuk berbagi  pengalaman pribadi mereka yang relevan dengan topik Anda. Cerita-cerita ini dapat membuat buku Anda lebih  menarik dan relevan bagi pembaca, karena mereka dapat merelasi dan merasa terhubung dengan pengalaman manusia.

7. Gunakan Teknik Probing

Teknik probing adalah cara untuk mendapatkan informasi tambahan. Jika narasumber menyebut sesuatu yang  menarik, teruskan dengan pertanyaan yang lebih dalam. Misalnya, jika mereka menyebut peristiwa khusus,  tanyakan bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi mereka secara pribadi atau bagaimana mereka menghadapinya.

8. Jaga Waktu

Waktu adalah aset berharga bagi semua orang. Jadi, pastikan Anda menjaga wawancara Anda tetap efisien dan  berfokus pada topik utama. Jika Anda memiliki banyak pertanyaan, prioritaskan yang paling penting dan pastikan  untuk mengatur waktu dengan narasumber Anda sebelumnya.

9. Kunci untuk Menemukan Ide Menulis yang Unik

Selama wawancara, jangan hanya terpaku pada topik buku Anda. Biarkan percakapan berkembang secara alami,  karena seringkali ide-ide menulis yang paling unik muncul ketika Anda terbuka untuk berbicara tentang berbagai  hal. Simpan catatan atau rekam wawancara agar Anda dapat kembali mengaksesnya saat Anda mulai menulis.

10. Terima Kasih dan Tindak Lanjuti

Setelah wawancara selesai, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada narasumber Anda. Ini adalah  tindakan sopan dan dapat membantu membangun hubungan yang positif. Selain itu, tindak lanjuti dengan  narasumber jika Anda membutuhkan informasi tambahan atau klarifikasi lebih lanjut.

Penutup

Bagi seorang penulis buku nonfiksi, wawancara dengan orang lain adalah salah satu alat yang paling kuat untuk  menemukan ide yang menginspirasi dan informasi yang mendalam. Dengan menerapkan teknik-teknik ini dengan  bijak, Anda dapat memaksimalkan nilai wawancara Anda dan membuat buku Anda lebih relevan, menarik, dan  bermanfaat bagi pembaca. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkan wawancara sebagai sarana penting dalam  perjalanan penulisan buku nonfiksi Anda.