Lompat ke konten
Mengajarkan toilet training pada anak
Beranda » Blog » Mengajarkan Toilet Training pada Anak

Mengajarkan Toilet Training pada Anak

Leni Nurindah
Penulis Indscript

Toilet training atau pelatihan menggunakan toilet adalah proses penting dalam perkembangan anak. Setiap anak  akan mencapai tahap ini di usia yang berbeda-beda, namun umumnya dimulai antara usia 18 bulan hingga 3 tahun.  Mengajarkan toilet training adalah momen penting karena selain membantu anak belajar mandiri, juga melibatkan  kesiapan emosional, fisik, dan kognitif anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengajarkan toilet training  pada anak, faktor kesiapan, serta tips yang dapat membantu orang tua menjalani proses ini dengan sukses.

Contents

Kapan Waktu yang Tepat untuk Memulai Toilet Training?

Setiap anak berbeda dalam kesiapan untuk toilet training, tetapi ada beberapa tanda umum yang dapat  menunjukkan bahwa anak siap memulai proses ini:

1. Menunjukkan Ketertarikan pada Toilet

Anak mulai penasaran dengan toilet dan ingin mencoba duduk di atasnya.

2. Fisik yang Cukup Kuat

Anak sudah bisa berjalan dengan stabil dan mampu menaikkan atau menurunkan celananya sendiri.

3. Memahami Instruksi Sederhana

Anak dapat mengikuti instruksi seperti “duduk di toilet” atau “lepaskan celana.”

4. Mengerti Perasaan Kebelet

Anak mulai mengenali sensasi ingin buang air kecil atau besar dan mungkin memberi tahu orang tua sebelum  melakukannya. Jika anak belum menunjukkan tanda-tanda ini, sebaiknya tunda pelatihan hingga mereka siap secara fisik dan emosional.

Tahapan Mengajarkan Toilet Training

1. Persiapan Mental Anak dan Orang Tua

Sebelum memulai toilet training, orang tua perlu mempersiapkan diri untuk menjalani proses ini dengan penuh  kesabaran. Toilet training bisa memakan waktu, dan setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda.

2. Kenalkan Toilet secara Bertahap

Mulailah dengan memperkenalkan toilet kepada anak secara santai. Biarkan anak melihat bagaimana cara  menggunakan toilet atau pispot, dan berikan penjelasan sederhana tentang fungsinya. Jika anak menggunakan  popok, coba ajak mereka ke toilet saat popoknya kotor untuk menunjukkan hubungan antara buang air dan toilet.

3. Buat Jadwal ke Toilet

Jadwalkan waktu-waktu tertentu untuk anak mencoba menggunakan toilet, seperti setelah bangun tidur, setelah  makan, atau sebelum tidur. Dengan adanya rutinitas, anak akan terbiasa mengasosiasikan waktu-waktu tersebut dengan buang air.

4. Gunakan Peralatan yang Sesuai

Peralatan seperti pispot kecil atau dudukan toilet anak bisa membantu mereka merasa lebih nyaman saat berlatih.  Pilih alat yang mudah digunakan dan aman bagi anak.

5. Berikan Pujian dan Dorongan Positif

Setiap kali anak berhasil menggunakan toilet, berikan pujian dan dorongan. Ini bisa berupa kata-kata positif atau  hadiah kecil. Dorongan positif dapat membangun kepercayaan diri anak dalam menggunakan toilet secara mandiri.

6. Mengatasi Kegagalan dengan Tenang

Toilet training sering kali melibatkan kegagalan, terutama di awal proses. Jika anak mengalami kecelakaan  (mengompol atau buang air besar di celana), tetap tenang dan jangan memarahi. Sebaliknya, beri pengertian bahwa  hal tersebut bagian dari belajar, dan bantu mereka membersihkan diri dengan sabar.

Tips Tambahan agar Toilet Training Berhasil

1. Konsisten

Konsistensi sangat penting. Jika sudah memulai toilet training, usahakan untuk melakukannya setiap hari dan  hindari perubahan metode.

2. Perhatikan Kondisi Emosional Anak

Jika anak sedang stres, seperti saat pindah rumah atau kedatangan adik baru, toilet training sebaiknya ditunda  sampai anak lebih tenang.

3. Bersabarlah

Proses toilet training bisa memakan waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan, jadi bersabarlah dan ingat  bahwa setiap kemajuan adalah sebuah pencapaian.

Penutup

Mengajarkan toilet training pada anak adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan dukungan penuh dari orang  tua. Dengan mengetahui kapan anak siap, mengikuti langkah-langkah yang tepat, serta memberikan  dorongan positif, proses ini bisa berjalan lebih lancar dan efektif. Ingatlah, setiap anak belajar dengan kecepatannya  sendiri, jadi penting untuk bersabar dan terus memberikan dukungan. Dengan demikian, anak akan tumbuh  mandiri dan merasa lebih percaya diri menggunakan toilet.