Roikhatuz Zaroh
Penulis Indscript
Dewasa ini membicarakan masalah seks ke anak bukan lagi hal yang tabu. Apalagi dalam konteks untuk mendidik anak. Hal ini bertujuan untuk membekali anak akan pendidikan seks sehingga mereka mampu untuk menjaga dan melindungi diri dari segala macam bentuk pelecehan maupun kekerasan seksual. Meskipun demikian, masih ada beberapa orang tua yang bingung bagaimana cara menyampaikan pendidikan seks ke anak. Artikel ini akan mengulas seberapa pentingnya pendidikan seks untuk anak, bagaimana cara menyampaikannya dan peran orang tua di dalamnya.
Contents
Peran Penting Orang Tua dalam Pendidikan Seks
Sebagaimana kita tahu bahwa orang tua, khususnya ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Jauh lebih baik anak mengetahui perihal seksualitas dari orang tuanya, dari pendidikan yang diterapkan di rumah, daripada anak mencari tahu sendiri di internet atau dari teman-temannya.
Pentingnya orang tua memberikan edukasi tentang seksualitas, agar anak tidak terjerumus ke dalam hal yang salah. Tahu mana yang benar dan yang tidak. Kebanyakan informasi yang ada di internet belum pasti akan kebenarannya dan orang tua perlu mengarahkan agar anak menerima penjelasan dengan jelas dan tepat. Itulah mengapa, peran orang tua dalam menyampaikan pendidikan seks sangat penting di dalamnya. Selain itu juga dengan terbuka ke anak, diskusi bersama, orang tua akan tahu apa yang terjadi dengan anak dan dapat membangun komunikasi yang baik.
Perlu diketahui pula bahwa di usia anak yang menginjak remaja atau pubertas, menjadi suatu hal yang normal jika anak ingin tahu banyak perihal seksualitas. Pada fase ini pula sudah mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis.
Alasan Pentingnya Mengajarkan Pendidikan Seks ke Anak
Ada alasan mendasar kenapa pendidikan seks harus diajarkan sejak dini. Tentunya sesuai dengan tingkatan usia. Orang tua dan keluargalah yang menjadi tempat pertama dan terbaik untuk mengajarkan pendidikan seks.
- Memberikan pengajaran tentang Pendidikan seks akan membuat orang tua jadi lebih mengenal tentang kepribadian dan karakter anaknya.
- Merupakan bentuk perlindungan yang diberikan orang tua ke anak.
- Anak mendapat bimbingan yang tepat tentang seksualitas dari orang tuanya dan keluarga.
- Sebagai sarana bagi orang tua untuk menanamkan nilai dan karakter keluarga.
- Sebagai sarana bagi anak untuk belajar tentang konsep persetujuan terhadap tubuhnya sendiri.
- Mengurangi risiko terjadinya pelecehan seksual.
- Anak belajar untuk menerima perubahan fisik mereka.
Tahapan dalam Edukasi Pendidikan Seks pada Anak
Memberikan edukasi tentang Pendidikan seks ke anak harus dilakukan secara bertahap. Bisa dimulai ketika anak berusia 3 atau 4 tahun. Pada usia ini anak belajar untuk memperhatikan lingkungan sekitar termasuk dengan tubuhnya sendiri.
1. Usia 2 – 3 Tahun
Pada usia ini, orang tua bisa mengenalkan nama-nama anggota tubuh yang dimiliki anak dan fungsinya secara sederhana. Gunakan kalimat sederhana agar mudah dipahami oleh anak.
2. Usia 3 – 5 Tahun
Memasuki usia 3 – 5 tahun, kenalkan pada anak tentang organ reproduksi seperti penis dan juga vagina beserta fungsinya. Semisal vagina untuk pipis dan dimiliki anak perempuan sedangkan penis fungsinya sama dengan vagina untuk pipis namun, penis dimiliki laki-laki. Pada tahapan ini ajarkan juga tentang privasi. Ajarkan anak untuk menghargai privasi diri dan orang lain. Seperti mengetuk kamar mandi jika tertutup dan mengetahui adab berpakaian di dalam dan di luar rumah.
3. Usia 5 – 8 Tahun
Pada usia 5 – 8 tahun mulai ajak anak untuk berdiskusi atau berbicara terkait pubertas. Jelaskan bahwa masa pubertas ini adalah masa perubahan fisik dan emosional bagi anak sebagai bagian dari proses menjadi orang dewasa. Masa ini anak akan mengalami perubahan fisik seiring dengan bertambahnya usia.
Kenalkan anak pada organ reproduksi internal, bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain dan juga ajarkan untuk berani menolak terhadap orang yang hendak melakukan pelecehan.
4. Usia 9 -12 Tahun
Memasuki usia ini, orang tua dapat menjelaskan tentang perilaku seksual dan proses reproduksi. Memang terkesan rumit dan sebagian anak ada yang tidak tertarik membahas perihal ini, namun ada juga yang tertarik. Memasuki usia pubertas sebagian besar anak mulai memiliki rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Beri penjelasan terhadap anak tentang kehamilan, berhubungan seksual itu normal dilakukan bagi orang yang sudah menikah dan tidak untuk anak remaja.
Kenalkan juga anak tentang haid sebagai penanda kesuburan bagi anak perempuan dan mimpi basah untuk anak laki-laki. Bahas mengenai penyakit menular dan risikonya begitu juga dengan seksualitas yang sering dilebih-lebihkan. Dan tentunya masih banyak lagi pembahasan tentang pendidikan seks.
Tips Mengedukasi Anak Tentang Pendidikan Seks
Sebagian orang tua masih bingung, bagaimana cara melakukan edukasi tentang pendidikan seks ke anak.
Kuncinya terletak pada proses yang bertahap. Berikut yang bisa dilakukan orang tua untuk memulai mengedukasi pendidikan seks ke anak.
- Kenalkan pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak.
- Kenalkan dan gunakan nama yang sebenarnya untuk setiap bagian tubuh.
- Libatkan semua anggota keluarga terutama orang tua untuk berdiskusi tentang seks sehingga anak merasa nyaman untuk membahas tentang tubuhnya dan berani untuk mengeluarkan uneg-unegnya tentang seksualitas dan perilakunya.
- Beberapa anak enggan untuk berbicara tentang perilaku seksual. Maka perlu inisiatif orang tua untuk memulainya terlebih dahulu. Cari waktu dan kondisi yang tepat.
- Ajarkan anak tentang rasa malu terhadap orang lain. Seperti tidak memperlihatkan area privasinya. Berganti pakaian di kamar dan mengetahui batasan auratnya
Penutup
Mengedukasi anak tentang pendidikan seks memang bukan perkara yang mudah. Selain karena banyak orang yang masih menganggap pembicaraan tentang seks ini tabu, juga anggapan bahwa anak kelak akan mengetahui dengan sendirinya. Maka diperlukan kreatifitas orang tua dalam menyampaikan pendidikan seks ke anak agar anak merasa nyaman.